Media Asuransi, JAKARTA – Mirae Sekuritas menurunkan target harga saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) menjadi Rp12.400 per saham dari sebelumnya Rp12.500 dengan tetap mempertahankan rekomendasi beli.
Melalui Mirae Asset Sekuritas Indonesia Company Update bertajuk Bank Negara Indonesia (BBNI IJ) – 1Q23 review: Relatively in line results, analis Mirae Sekuritas, Handiman Soetoyo, mengatakan bahwa BBNI membukukan laba bersih Rp5,2 triliun di kuartal I/2023 (+13,0% QoQ; +31,7% yoy), relatif sejalan dengan perkiraan Mirae/konsensus dengan run rate masing-masing 21,2%/24,2%, vs. rata-rata 5 tahun 23,6%.
Handiman menerangkan pertumbuhan laba bersih didorong oleh pertumbuhan pendapatan bunga yang kuat tetapi diimbangi oleh pertumbuhan beban bunga yang tinggi (+56,8% yoy) serta beberapa kerugian/penurunan keuntungan aset keuangannya. Kinerja tersebut menghasilkan pertumbuhan PPOP yang relatif lemah (+4,4% qoq, +1,6% yoy). Namun, penurunan beban provisi yang signifikan (-6,2% qoq, -39,8% yoy) mengangkat laba bersih.
Sebagai bank dengan segmen korporasi dan menengah yang cukup besar (66,1% dari total pinjaman), terang dia, BBNI juga diuntungkan oleh kenaikan suku bunga karena repricing imbal hasil pinjaman secara otomatis, meskipun pertumbuhan pinjaman relatif lambat (+7,2% yoy).
|Baca juga: Overweight untuk Sektor Perbankan, Saham BMRI, BBCA, dan BBNI Jadi Top Picks
NPL bruto QoQ tetap stabil di 2,8%, tetapi membaik secara signifikan yoy dari 3,5% di kuartal I/2022. Didukung oleh pencadangan NPL/LAR yang cukup, BBNI memutuskan untuk memangkas biaya provisi secara signifikan di kuartal I/2023 menjadi hanya Rp2,2 triliun (-39,8% yoy), dari Rp3,6 triliun di kuartal I/2022.
“PPOP yang lemah adalah kekhawatiran terbesar kami, yang didorong oleh struktur pendanaan yang relatif lemah. Kami pikir CoF akan tetap tinggi untuk beberapa kuartal di tengah suku bunga yang tinggi. Dengan demikian, kemampuan bank untuk menumbuhkan segmen pinjaman dengan imbal hasil tinggi akan menjadi kunci untuk mempertahankan NIM-nya,” katanya.
Lebih lanjut, Handiman menyempurnakan prakiraannya untuk memasukkan perkembangan terbaru. “Kami sedikit menurunkan TP kami menjadi Rp12.400 (sebelumnya Rp12.500) tetapi tetap mempertahankan rekomendasi Beli, berdasarkan P/B FY23F sebesar 1,4x,” jelasnya.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News