1
1

S&P Global Sebut Konflik Timur Tengah Bakal Hantam Industri Asuransi

Ilustrasi | Foto: Pexels

Media Asuransi, GLOBAL – S&P Global Ratings mengatakan serangan Iran terhadap Israel berisiko mengalami eskalasi, dan dengan konflik Israel-Hamas yang sedang berlangsung diperkirakan akan terus berlanjut, hal itu berisiko terhadap industri asuransi. Kondisi dimaksud meskipun perusahaan asuransi di Israel, kawasan Teluk, dan Eropa tidak terdampak secara signifikan.

“Saat ini, S&P percaya bahwa eksposur perusahaan asuransi asing ke Israel melalui asuransi dan reasuransi relatif tidak material dan seharusnya tidak memengaruhi peringkat perusahaan asuransi asing,” ujar S&P, dikutip dari laman Reinsurance News, Jumat, 19 April 2024.

Namun, di sisi lain ada pula risiko bahwa perluasan konflik dapat berdampak pada pasar modal dan investasi perusahaan asuransi asing.

Mengenai perusahaan asuransi di kawasan Teluk, analis di S&P memperkirakan kondisi kredit untuk perusahaan asuransi yang diperingkat di negara-negara Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) akan tetap stabil secara luas pada 2024. Hal itu didukung oleh penyangga modal yang kuat dan prospek pertumbuhan dan pendapatan yang memadai.

|Baca juga: Kian Panas, Israel Serang Balik Iran, 3 Drone Dilaporkan Jatuh di Isfahan!

Meskipun konflik skala penuh di Timur Tengah tidak diharapkan, namun S&P memperingatkan bahwa hal itu akan memiliki konsekuensi ekonomi, sosial, dan politik yang parah bagi seluruh wilayah, termasuk pasar asuransi.

Dampak buruk pada perdagangan, arus keuangan, dan pariwisata dapat membahayakan pertumbuhan dan pendapatan perusahaan asuransi regional. Dalam skenario seperti itu, perusahaan asuransi dengan kapitalisasi yang lebih lemah atau eksposur yang signifikan terhadap aset berisiko tinggi mungkin menghadapi tekanan peringkat.

Untuk perusahaan asuransi Israel, S&P tidak mengantisipasi adanya perubahan langsung pada peringkat asuransi meskipun ada konflik dan ketidakstabilan yang sedang berlangsung. Pemerintah Israel memiliki skema untuk menanggung kerugian properti akibat konflik dan klaim asuransi jiwa militer, sehingga mengurangi risiko langsung perusahaan asuransi.

Namun, konflik yang berkepanjangan dapat berdampak pada portofolio investasi perusahaan asuransi, meskipun mereka pulih dengan cepat setelah serangan awal Hamas terhadap Israel pada Oktober 2023.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Pendapatan Guy Carpenter Naik Jadi US$1,1 Miliar di Kuartal I/2024
Next Post Akhir Pekan, IHSG dan Rupiah Kompak Kebakaran di Perdagangan Sore

Member Login

or