Media Asuransi, JAKARTA – USAID ACTIVE bekerja sama dengan PISAgro dan AAUI berinisiatif mendorong adopsi asuransi pertanian yang lebih luas melalui Workshop ‘Peningkatan Produktivitas dan Pendapatan Petani melalui Kemitraan Berbasis Manajemen Risiko Terintegrasi’ yang bertempatkan di Kantor AAUI, Jakarta, Selasa, 14 Mei 2024.
Dalam era yang penuh tantangan saat ini, sektor pertanian di Indonesia telah menjadi tulang punggung perekonomian dan fondasi ketahanan pangan nasional. Namun, risiko yang mengintai seperti bencana alam, perubahan iklim, serangan hama, fluktuasi harga pasar, kondisi geopolitik global, dan risiko lainnya terus mengancam stabilitas pendapatan petani.
Tak berhenti sampai situ, ancaman tersebut juga menekan keberlanjutan usaha pertanian yang bukan hanya akan memengaruhi petani tetapi juga berdampak buruk bagi industri pengolahan hasil pertanian dan pendapatan serta stabilitas negara.
Untuk mengatasi risiko kepada kesejahteraan petani maupun risiko terhadap suplai untuk perusahaan pengolahan hasil pertanian dibutuhkan adanya perlindungan, di antaranya melalui asuransi pertanian yang penting dalam close-loop system pertanian di Indonesia.
|Baca juga: AAUI Sebut Asuransi Pertanian Bisa Berkontribusi terhadap Ketahanan Pangan RI
Legalitas kebijakan perlindungan usaha tani dalam bentuk asuransi pertanian berlandaskan pada Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani. Undang-undang tersebut telah dijabarkan pelaksanaannya dalam Peraturan Menteri Pertanian No 40 Tahun 2015 tentang Fasilitasi Asuransi Pertanian.
Chief of Party USAID ACTIVE Danang Ariawan menjelaskan workshop yang dihadiri pelaku pertanian, lembaga keuangan baik perbankan maupun asuransi, praktisi dan pengamat keuangan, lembaga donor, NGO, dan pemerintah diharapkan akan memunculkan ide, gagasan, peluang kerja sama dan potensi sinergi antara berbagai pihak pertanian.
“Yang akan mendorong adopsi asuransi pertanian di Indonesia yang diharapkan mendorong produksi dan produktivitas pertanian di Indonesia,” ujar Danang Ariawan, dikutip dari keterangan tertulisnya, Rabu, 15 Mei 2024.
Workshop ini juga menghadirkan pengalaman-pengalaman sektor asuransi dalam mengadopsi berbagai program asuransi kepada para petani, nelayan, ataupun usaha mikro.
Model asuransi pertanian
Seperti adopsi model asuransi pertanian efektif untuk komoditas hortikultura dan tanaman pangan jagung oleh ACA, pengalaman asuransi padi dan sapi oleh Jasindo, asuransi parametrik Soil Moisture Index oleh Asuransi Bintang, dan asuransi Parametrik Weather Index Padi oleh AXA.
Pada workshop ini, Direktur KKSDA Kementerian Bappenas Medrilzam dan Director of Environment Office USAID Indonesia Brian Dusza memberikan sambutan pembukaan. Sedangkan workshop ini dihadiri oleh 100 orang partisipan yang terdiri dari pelaku bisnis asuransi, pertanian, lembaga keuangan, sektor pemerintah, NGO, dan lembaga donor.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News