Media Asuransi, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Selasa pagi berada di area hijau dengan para investor sebaiknya berhati-hati untuk memitigasi risiko terjadinya pembalikan arah. Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS (US$) terpantau melemah ketimbang penutupan perdagangan di hari sebelumnya di Rp16.257 per US$.
IHSG Selasa, 9 Juli 2024, perdagangan pagi dibuka di 7.251 dan tak lama menguat ke 7.253. Posisi tertinggi di 7.262 dan terendah di 7.239. Volume perdagangan pagi tercatat sebanyak 2,9 miliar lembar saham senilai Rp1,3 triliun. Sebanyak 174 saham menguat, 209 saham melemah, dan 201 saham stagnan.
Mengutip Bloomberg, nilai tukar rupiah pada perdagangan pagi dibuka tertekan ke Rp16.297 per US$ dengan year to date return 5,92 persen. Pagi ini nilai tukar rupiah bergerak di kisaran Rp16.292 per US$ hingga Rp16.314 per US$. Sedangkan menurut Yahoo Finance, nilai tukar rupiah berada di Rp16.146 per US$.
Indeks S&P 500 dan Nasdaq memperpanjang kenaikan
Di sisi lain, indeks S&P 500 dan Nasdaq memperpanjang kenaikan sebelumnya pada akhir perdagangan Senin waktu setempat (Selasa pagi WIB). Kedua indeks acuan tersebut kembali ditutup pada rekor tertingginya karena investor menunggu data inflasi utama pada akhir pekan ini.
|Baca juga: Kredit Perbankan Tumbuh 12,15% Menjadi Rp7.376 Triliun
Indeks S&P 500 berbasis luas bertambah 0,1 persen menjadi 5.572,85. Indeks Komposit Nasdaq yang berbasis teknologi naik 0,3 persen menjadi 18.403,74. Namun Dow Jones Industrial Average turun 0,1 persen menjadi 39.344,79.
Pergerakan beragam terjadi menjelang peristiwa yang lebih berpengaruh minggu ini, termasuk laporan pendapatan dari bank-bank besar dan Delta Air Lines. Para pedagang juga menantikan data inflasi konsumen yang dirilis pada Kamis, untuk indikasi lebih lanjut bahwa kenaikan harga masih melambat seperti yang diharapkan.
Sedangkan euro bergerak stabil pada akhir perdagangan Senin waktu setempat (Selasa pagi WIB), memulihkan kerugian semalam yang berasal dari proyeksi pemilu Prancis yang menunjukkan parlemen yang menggantung. Sedangkan dolar AS tetap lemah.
Dolar tetap melemah menyusul data upah AS yang secara mengejutkan melemah pada Jumat waktu setempat, yang meningkatkan spekulasi bagi Federal Reserve untuk segera mulai memangkas suku bunga.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News