Media Asuransi, GLOBAL – Saham-saham di bursa Wall Street mengalami kemerosotan yang parah pada akhir perdagangan Senin waktu setempat (Selasa pagi WIB). Kondisi itu memperpanjang kemunduran yang disebabkan oleh kegelisahan ekonomi dan dampak dari kemerosotan baru-baru ini di pasar keuangan luar negeri.
Mengutip The Business Times, Selasa, 6 Agustus 2024, ketiga indeks utama menghabiskan sepanjang hari di zona merah. Dow Jones Industrial Average turun 2,6 persen, atau lebih dari 1.000 poin, hingga ditutup di 38.703. S&P 500 yang berbasis luas turun 3,0 persen dan ditutup di 5.186. Nasdaq Composite Index yang kaya teknologi turun 3,4 persen menjadi 16.200.
|Baca juga: Asuransi Wajib Tuai Pro Kontra, Bos TAP Insure Malah Bilang Begini!
|Baca juga: Industri Otomotif Lesu, Bagaimana Nasib Perusahaan Asuransi?
Kerugian tersebut mengikuti hari-hari yang buruk pada Kamis dan Jumat lalu menyusul data ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS) yang buruk dan survei negatif dari produsen yang memicu kekhawatiran tentang resesi. Memanfaatkan hal tersebut, beberapa pengamat pasar telah meminta Federal Reserve untuk memangkas suku bunga.
Yen melonjak ke level tertinggi
Di sisi lain, yen Jepang melonjak ke level tertinggi dalam tujuh bulan terhadap dolar AS pada Senin waktu setempat (Selasa pagi WIB). Para pedagang secara agresif melepas perdagangan carry setelah serangkaian data ekonomi minggu lalu meningkatkan prospek penurunan ekonomi AS dan pemotongan suku bunga yang lebih besar dari Federal Reserve.
Data pekerjaan AS yang lebih lemah dari perkiraan, bersama dengan laporan pendapatan yang mengecewakan dari perusahaan teknologi besar dan meningkatnya kekhawatiran atas ekonomi China, telah memicu aksi jual global dalam saham, minyak, dan mata uang berimbal hasil tinggi dalam seminggu terakhir karena investor mencari keamanan uang tunai.
Dolar AS terakhir diperdagangkan pada 142,41 yen, turun 2,8 persen pada hari itu, dengan yen diperdagangkan mendekati level terkuatnya sejak awal Januari. Dolar AS turun 0,6 persen terhadap indeks mata uang utama hingga diperdagangkan pada 102,65, level terendah dalam hampir lima bulan.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News