Media Asuransi, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Jumat pagi terlihat bergerak di area positif dan diharapkan bisa terus menguat. Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (US$) pada pembukaan perdagangan terpantau merekah ketimbang penutupan perdagangan di hari sebelumnya di Rp15.401 per US$.
IHSG Jumat, 6 September 2024, perdagangan pagi dibuka di 7.681 dan tak lama menguat ke 7.745. Posisi tertinggi di 7.754 dan terendah di 7.683. Volume perdagangan pagi tercatat sebanyak 11 miliar lembar saham senilai Rp2,2 triliun. Sebanyak 263 saham menguat, 156 saham melemah, dan 197 saham stagnan.
|Baca juga: Indonesia Kehilangan Salah Satu Ekonom Terbaiknya Faisal Basri
Mengutip Bloomberg, nilai tukar rupiah pada perdagangan pagi dibuka menguat ke Rp15.388 per US$ dengan year to date return minus 0,06 persen. Pagi ini nilai tukar rupiah bergerak di kisaran Rp15.375 per US$ hingga Rp15.390 per US$. Sedangkan menurut Yahoo Finance, nilai tukar rupiah berada di Rp15.320 per US$.
Wall Street berada di bawah tekanan
Di sisi lain, bursa saham Wall Street berada di bawah tekanan untuk sesi ketiga berturut-turut pada akhir perdagangan Kamis waktu setempat (Jumat pagi WIB). Kondisi itu terjadi setelah mencerna data ekonomi yang beragam, sementara menunggu laporan pasar tenaga kerja utama.
|Baca juga: KPK Tetapkan 2 Tersangka Kasus Dugaan Korupsi Jasindo, Pengamat: Perlu untuk Sehatkan Industri Asuransi!
Indeks Dow Jones Industrial Average berakhir turun 0,5 persen menjadi 40.755,75. Sedangkan indeks berbasis luas S&P 500 melemah 0,3 persen menjadi 5.503,41. Kemudian indeks Komposit Nasdaq yang kaya teknologi naik 0,3 persen menjadi 17.127,66.
Dolar AS menyentuh level terendah
Sedangkan dolar AS menyentuh level terendah dalam satu bulan terhadap yen dan berada di bawah tekanan terhadap mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Kamis waktu setempat (Jumat pagi WIB). Meningkatnya kekhawatiran atas prospek ekonomi AS mendukung ekspektasi pemotongan suku bunga yang sangat besar dari The Fed minggu depan.
|Baca juga: Meriahkan Harpelnas, AXA Mandiri dan AXA Insurance Tebar Hadiah dan Cek Kesehatan Gratis untuk Nasabah
Yen menyentuh level tertinggi dalam satu bulan sebelumnya pada hari itu, sebagian karena permintaan safe haven, tetapi juga karena pandangan kenaikan suku bunga yang akan segera dilakukan oleh bank sentral Jepang, sementara bank sentral lainnya memangkas suku bunga, dapat mengangkat mata uang Jepang karena menyempitnya perbedaan suku bunga.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News