Media Asuransi, GLOBAL – Kepala Pasar India di Swiss Re Amitabha Ray mengungkapkan ekonomi India tetap resilient meskipun menghadapi inflasi harga konsumen yang tinggi. Pertumbuhan sektor asuransi di India diproyeksikan mencapai 7,1 persen dalam istilah riil selama lima tahun ke depan, jauh di atas rata-rata global yang hanya 2,4 persen.
Dilansir dari laman Reinsurance News, Selasa, 24 September 2024, Ray menambahkan, premi non-jiwa diperkirakan tumbuh rata-rata tahunan sebesar 8,3 persen antara 2024 dan 2028. Pertumbuhan ini didorong oleh perbaikan lingkungan makro, saluran distribusi yang kuat, dukungan pemerintah, dan meningkatnya investasi dalam insurtech.
|Baca juga: Rasio Modal Asuransi Asei Terjun Bebas, Ada Apa?
|Baca juga: Anak Usaha Green Power Group (LABA) Segera Produksi Baterai Pack
Sementara itu, sektor asuransi jiwa juga diharapkan tumbuh 6,7 persen dalam periode yang sama, didorong oleh meningkatnya permintaan dari kelas menengah dan demografi yang lebih muda.
Ray mencatat India memiliki kesenjangan perlindungan yang besar, dengan 93 persen eksposur di negara tersebut tidak terasuransikan. Dia juga memperingatkan kerugian ekonomi dari bencana tunggal kini semakin sering terjadi, mencatat 11 peristiwa banjir besar antara 2013 dan 2022.
Sebagai bagian dari upaya untuk menutup kesenjangan perlindungan, Pemerintah India telah meluncurkan misi ‘asuransi untuk semua pada 2047’, bertujuan untuk memastikan setiap warga negara memiliki cakupan asuransi yang sesuai.
|Baca juga: GOTO Gandeng Tencent untuk Tingkatkan Layanan Ekosistem Digital
|Baca juga: Bikin Bangga! 4 Bank Pelat Merah Ini Masuk Daftar Perusahaan Paling Terpercaya di Dunia
Sedangkan Swiss Re, yang beroperasi di India sejak 1929, berkomitmen untuk memperkuat ketahanan negara terhadap risiko bencana alam melalui berbagai inisiatif asuransi.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News