Media Asuransi, GLOBAL – Korea Insurance Research Institute (KIRI) mengusulkan agar cakupan asuransi untuk masalah kesehatan mental diperluas. Hal itu mengingat sebanyak 60 persen orang dewasa di Korea Selatan (Korsel) melaporkan mengalami kesulitan mental dalam setahun terakhir.
Permintaan untuk perawatan kesehatan mental yang lebih baik semakin meningkat, mendorong perusahaan asuransi untuk mengembangkan produk yang lebih sesuai.
|Baca juga: Baru 11,4% Rencana Pembayaran Klaim AJB Bumiputera yang Terwujud
|Baca juga: Short Selling Resmi Diimplementasikan, Apa Manfaatnya bagi Investor?
Melansir Insurance Asia Review, Jumat, 4 Oktober 2024, sejak 2017, jumlah pasien yang menderita depresi meningkat 35 persen, dari 691.164 menjadi 933.481 pada 2021. Rata-rata biaya pengobatan per pasien untuk kondisi ini juga meningkat, dari KRW439.501 ($332) menjadi KRW564.712 ($427) dalam periode yang sama.
Meskipun National Health Insurance Service dan perusahaan asuransi swasta sudah memberikan perlindungan, namun jenis produk yang mencakup perawatan kesehatan mental masih terbatas. Cakupan yang ada hanya berlaku untuk rawat inap jangka panjang, sehingga banyak pasien yang tidak mendapatkan akses yang mereka butuhkan.
KIRI mengajak pemerintah, perusahaan asuransi, dan pemberi kerja untuk bekerja sama dalam memperluas cakupan perawatan kesehatan mental. Hal ini diharapkan dapat membantu meningkatkan kesehatan mental masyarakat secara keseluruhan.
|Baca juga: BNI Sekuritas Jadi Lead Transaction Advisor dalam Kemitraan Strategis Jasamarga Transjawa Tol
|Baca juga: Kebijakan The Fed akan Beri Sentimen Positif ke Pasar Modal Indonesia
Permintaan untuk perawatan kesehatan mental yang lebih komprehensif semakin mendesak, dan langkah ini diharapkan dapat menjadi solusi bagi banyak orang yang membutuhkan dukungan.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News