Media Asuransi , JAKARTA – PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) atau Indonesia Re sedang bersiap memasuki tahun 2025. Salah satu fokus utama perusahaan adalah memperbaiki portofolio pada lini bisnis yang belum profitable dan hal ini sudah dicanangkan sejak 2022. Hal ini diungkapkan oleh Client Market and Treaty Divisi on Head Indonesia Re, Widyo Primastowo, di Bandung, 7 Desember 2024.
Menurutnya, bisnis terbesar Indonesia Re masih pada reasuransi umum. “Jadi kita masih fokus di sana, yang mana sebenarnya reasuransi umum juga membutuhkan improvement di portfolio kita juga terutama dari segi terms and conditions,” paparnya.
|Baca juga: Indonesia Re: Ekosistem Asuransi Berkelanjutan Wajib Dibangun untuk Kendaraan Listrik
Ia menjelaskan Selain melakukan pengetatan pada terms and conditions, reasuransi umum, Indonesia Re juga berencana melakukan perbaikan pada sisi harga (pricing), serta mengoptimalkan struktur dan desain reasuransi. Upaya ini telah dimulai sejak proses underwriting pada 2023. ”Dan hal ini memang tidak akan bisa terlihat dalam waktu semalam, apalagi bagi reasuransi resultnya akan terlihat paling cepat setelah 2024 selesai,” ujarnya.
|Baca juga: Suntikan Modal Terus Tertunda, Ini Dampaknya Bagi Indonesia Re
Terkait pergantian pemerintahan baru, menurut Widyo, ke depan akan mengubah peta dari sektor riil yang juga didukung oleh bisnis asuransi dan reasuransi. “Kalau misalnya ada hal yang membuat daya beli masyarakat menurun, nah, itu pasti di asuransi juga akan kelihatan. Contohnya kalau misalnya penjualan kendaraan menurun pasti industri asuransi juga akan menurun secara overall karena asuransi kendaraan itu nomor tiga dari keseluruhan dan yang pertama masih properti,” jelasnya.
Jadi, lanjut Widyo, sentimen makroekonomi juga memiliki dampak signifikan pada bisnis asuransi maupun reasuransi dan hal ini terus kita pantau.
Editor: Wahyu Widiastuti
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
1 
