Media Asuransi, JAKARTA – Laporan Swiss Re Institute menunjukkan kerugian yang diasuransikan secara global melampaui US$100 miliar untuk tahun kelima berturut-turut dengan total mencapai US$135 miliar pada 2024. Tahun ini juga diperkirakan menjadi yang terpanas dalam sejarah dengan suhu rata-rata global 1,54°C di atas tingkat pra-industri.
Swiss Re Institute mencatat urbanisasi, pertumbuhan ekonomi, dan biaya pembangunan kembali yang meningkat menjadi penyebab utama lonjakan ini, yang diperburuk oleh perubahan iklim.
|Baca juga: Fitch: Kinerja Keuangan Chubb Life Solid Berkat Strategi Konservatif
|Baca juga: OJK Apresiasi Komunikasi dan Masukan dari Industri Jasa Keuangan di Dialog Akhir 2024
Dilansir dari laman Insurance Asia, Selasa, 10 Desember 2024, dampak terbesar terlihat di Eropa dan Amerika Serikat, yang menyumbang dua pertiga dari total kerugian global akibat dua badai besar dan tingginya frekuensi badai petir.
Banjir menjadi salah satu penyebab utama kerugian, dengan total kerugian yang diasuransikan dari banjir mencapai hampir US$13 miliar. Di Eropa, kerugian akibat banjir mencapai sekitar US$10 miliar, termasuk dampak dari Badai Boris yang melanda Republik Ceko, Polandia, dan Austria.
Di Uni Emirat Arab, hujan lebat pada April menyebabkan banjir yang memengaruhi bandara Dubai. Swiss Re juga melaporkan badai konvektif parah di AS menyumbang US$51 miliar dari total kerugian global, menjadikannya total tertinggi kedua setelah US$70 miliar pada 2023.
|Baca juga: Tenaga Kerja yang Menua Picu Krisis Bakat di Sektor Asuransi, Apa Solusinya?
|Baca juga: Tugu Insurance Sukses Gelar Tugu Charity Golf 2024 dengan Menggandeng Atlet Golf Difabel
Kepala Ekonom Swiss Re Group Jérôme Jean Haegeli menekankan perlunya langkah adaptasi dan cakupan asuransi yang memadai untuk mengurangi risiko dan menjamin ketahanan finansial di tengah meningkatnya nilai aset di wilayah rentan. Perubahan iklim dan kesenjangan perlindungan menjadi tantangan utama bagi industri asuransi.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News