1
1

Total Investasi SMI Capai Rp147 Triliun hingga September Demi Pemerataan Infrastruktur

Ilustrasi. | Foto: Pexel

Media Asuransi, JAKARTA – PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) mencatat total investasi yang telah dilaksanakan mencapai Rp147,4 triliun hingga September 2024. Mayoritas pembiayaan diarahkan pada badan usaha dan pemerintah daerah dengan tujuan untuk meningkatkan pemerataan infrastruktur dari Indonesia bagian timur hingga barat.

“Kita ingin menjadi suatu katalis pembangunan infrastruktur di Indonesia serta memastikan untuk memitigasi market miss pembiayaan atau mempersiapkan project di sektor infrastruktur,” jelas Direktur Utama SMI Reynaldi Hermansjah, dikutip dari keterangan tertulisnya, Jumat, 13 Desember 2024.

|Baca juga: Jelang Akhir Tahun, BCA Syariah Gelar Donor Darah Karyawan

|Baca juga: MSIG Ambil Bagian di Turnamen ASEAN United FC
Lebih lanjut, Reynaldi menjelaskan, SMI aktif dalam mengembangkan proyek Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU). “Di sini PT SMI berperan sebagai Project Development Fasility (PDF) atau yang melakukan persiapan proyek dan juga pendampingan transaksi sampai dengan project-project itu bisa terlaksana dan terbangun dengan sempurna,” kata Reynaldi.

Terdapat 30 Proyek KPBU yang telah didampingi fasilitas PDF dan FPP IKN mencakup sektor bendungan, rumah sakit, bandara, pengelolaan sampah, dan jalan dengan total nilai proyek sekitar Rp125 triliun.

Ke depannya, SMI akan menargetkan tidak hanya pemda, namun juga BUMD terutama PDAM dan BLU/D khususnya BLU Rumah Sakit dengan strategi kolaborasi/sinergi pendanaan TKD serta pendekatan proaktif ke pemda.

“Jadi pada dasarnya, program pembiayaan publik kami akan lebih terarah dan kemudian juga terfokuskan kepada sektor-sektor yang memang diperlukan dari pemda-pemda tersebut,” tutur Reynaldi.

|Baca juga: Golden Harvest Cocoa Indonesia Ditetapkan dalam PKPU Sementara

|Baca juga: Tambang Meranti Mulia Sejahtera Siap IPO pada 2025

Dengan pengembangan strategi ini diharapkan mampu menarik minat pemda atas pembiayaan publik, meningkatkan kemampuan meminjam pemda berkapasitas fiskal rendah khususnya pemda 3T (terluar, terdepan, dan tertinggal), dan mengurangi ketergantungan pemda terhadap TKD untuk infrastuktur.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Realisasi Anggaran Kesehatan Tembus Rp164,3 Triliun hingga Akhir November
Next Post KBank Perkuat Penetrasi Pasar Regional melalui Bank Maspion

Member Login

or