1
1

Tambang Meranti Mulia Sejahtera Siap IPO pada 2025

Bursa Saham Indonesia. | Foto: Media Asuransi/Arief Wahyudi

Media Asuransi, JAKARTA – PT Tambang Meranti Mulia Sejahtera (TMMS), perusahaan nasional yang bergerak di sektor kontraktor pertambangan dan penyewaan alat berat, mencatat tonggak penting dengan memperpanjang kontrak strategis bersama PT Bumi Konawe Minerina (BKM), bagian dari Aquila Group.

Langkah BKM part of Aquila Group di Indonesia memperkuat TMMS sebagai salah satu pemain utama di industri tambang nasional, sekaligus mematangkan rencananya melantai di Bursa Efek Indonesia melalui initial public offering (IPO) pada 2025.

|Baca juga: Menakar Dampak Kasus Gratifikasi IPO Saham

Aquila Group adalah bagian dari konglomerat yang juga mencakup Solway — sebuah perusahaan tambang dan logam internasional yang berbasis di Swiss. Solway mengoperasikan tambang dan pabrik peleburan di Guatemala, Ukraina, dan Makedonia, dengan fokus pada produksi nikel. Kontrak baru yang berlaku hingga Desember 2025 ini menjadi kelanjutan dari kerja sama strategis yang dimulai sejak akhir 2022.

Direktur Utama TMMS Herryan Syahputra mengungkapkan bahwa keberhasilan ini tidak terlepas dari kinerja konsisten yang telah ditunjukkan TMMS.“Performance TMMS yang baik membuat kami dipercaya untuk memperpanjang kontrak hingga dua tahun. Bahkan, ada potensi kerja sama ini berlangsung hingga tambang selesai,” ungkap Herryan dalam keterangan resmi dikutip, Rabu, 11 Desember 2024.

|Baca juga: Lippo Cikarang (LPCK) Cari Dana Rp1,49 Triliun untuk Lanjutkan Proyek Meikarta

Kolaborasi ini juga membuktikan kemampuan TMMS untuk beradaptasi dan bersinergi dengan perusahaan tambang besar berskala internasional. “Lewat kerja sama dengan perusahaan besar seperti BKM part of Aquila Group, kami tidak hanya mendapatkan pengalaman tetapi juga membangun kepercayaan, yang menjadi nilai penting dalam keberlanjutan bisnis TMMS,” tambahnya.

Sejak awal, kerja sama dengan BKM part of Aquila Group telah memberikan dampak signifikan pada peningkatan kapasitas operasional TMMS. Jumlah unit alat berat yang dikelola TMMS di lokasi tambang telah meningkat hingga lebih dari seratus unit, memungkinkan perusahaan untuk memenuhi target produksi yang ditetapkan.

Herryan menyatakan bahwa inovasi menjadi kunci keberhasilan TMMS, termasuk penerapan preventive maintenance untuk menjaga performa alat berat. Strategi ini tidak hanya mengurangi biaya operasional tetapi juga mendukung upaya mitigasi dampak lingkungan.

|Baca juga: India Pimpin IPO Terbesar di 

Dengan permintaan nikel global yang terus meningkat untuk baterai kendaraan listrik dan industri teknologi, TMMS berada pada posisi yang ideal untuk memenuhi kebutuhan pasar. Strategi bisnis yang terintegrasi dari hulu ke hilir memungkinkan perusahaan untuk menciptakan stabilitas pendapatan jangka panjang.

“Permintaan nikel semakin besar, tidak hanya baterai kendaraan listrik, tapi juga bahan untuk stainless steel dan baja adalah peluang emas bagi TMMS. Melalui kerja sama strategis dan IPO, kami yakin dapat memenuhi kebutuhan pasar sekaligus menciptakan sinergi berkelanjutan,” ujar Herryan.

Editor: Achmad Aris

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Gojek Luncurkan Program Yuk Libur Dukung Peningkatan Kunjungan Wisata Domestik
Next Post Laba Bersih Bank IBK Indonesia Tumbuh 9,75% di Kuartal III/2024

Member Login

or