Media Asuransi, GLOBAL – Biaya medis di India diperkirakan melonjak 13,2 persen pada 2025, sementara 2024 diproyeksikan meningkat sebesar 12,5 persen. Peningkatan ini dipicu oleh meningkatnya permintaan layanan kesehatan, biaya farmasi dan teknologi medis yang lebih tinggi, serta kondisi ekonomi yang lebih luas.
Mengutip Insurance Asia, Selasa, 7 Januari 2025, perusahaan asuransi kemungkinan menyesuaikan tarif premi untuk mengatasi dampak peningkatan biaya medis dan menjaga profitabilitas. Menurut survei WTW, tahun lalu tarif premi asuransi medis meningkat 10,4 persen.
|Baca juga: MK: Pasal 251 KUHD adalah Produk Hukum Belanda sehingga Tak Relevan Lagi
|Baca juga: Mencermati Putusan MK No. 83/PUU-XXII-2024 Uji Materi Pasal 251 KUHD
Di kawasan Asia-Pasifik, biaya medis diproyeksikan naik sebesar 12,3 persen pada 2025. Faktor pendorongnya mencakup peningkatan penggunaan layanan kesehatan, kenaikan biaya farmasi, dan adopsi teknologi medis baru.
Inflasi medis di India diperkirakan berada dalam kisaran 10 persen hingga 15 persen pada 2025, melanjutkan tren kenaikan dalam beberapa tahun terakhir. India menghadapi tingginya prevalensi penyakit diabetes dan kardiovaskular, serta peningkatan kasus kanker dalam beberapa tahun terakhir.
Pada 2024, terjadi perubahan signifikan dalam cakupan asuransi terkait kanker dengan penekanan pada deteksi dini, pengobatan inovatif, dan opsi perlindungan yang lebih luas. Tren penting lainnya adalah dimasukkannya tes genetik untuk penilaian risiko kanker dalam polis asuransi bagi individu berisiko tinggi.
|Baca juga: DAI Masih Menganalisa Dampak Putusan MK yang Menyatakan Norma Pasal 251 KUHD Inkonstitusional Bersyarat
|Baca juga: MK Nyatakan Norma Pasal 251 KUHD Inkonstitusional Bersyarat
Kondisi itu yang memungkinkan deteksi dini dan perencanaan pengobatan yang lebih personal. Perkembangan ini mencerminkan pergeseran menuju solusi perawatan kesehatan yang lebih komprehensif dan proaktif di pasar India.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News