Media Asuransi, GLOBAL – Industri asuransi jiwa di Singapura diperkirakan melanjutkan tren pertumbuhannya pada 2025, didukung oleh meningkatnya minat terhadap produk asuransi berkelanjutan dan transformasi digital. Hal ini disampaikan oleh Presiden Asosiasi Asuransi Jiwa Singapura (LIA) Dennis Tan.
Dilansir dari laman Insurance Asia, Selasa, 21 Januari 2025, Tan mengatakan, meskipun tantangan seperti inflasi dan ketegangan geopolitik terus berlanjut, namun industri ini tetap tangguh dan mampu memenuhi kebutuhan konsumen yang berkembang.
|Baca juga: Pengelola Gedung Glodok Plaza Akan Ajukan Klaim Asuransi
|Baca juga: Anak Usaha Wijaya Karya (WIKA) Digugat PKPU
Hingga September 2023, premi asuransi jiwa telah mencapai 88 persen dari total tahun sebelumnya, memberikan keyakinan pertumbuhan akan berlanjut hingga 2024 dan seterusnya. Populasi lanjut usia di Singapura menjadi salah satu fokus utama industri, mengingat pada 2030 diproyeksikan satu dari empat warga Singapura akan berusia 65 tahun ke atas.
Untuk itu, perusahaan asuransi terus menyempurnakan produk mereka untuk memenuhi kebutuhan demografis ini. Namun, tantangan terbesar tetap berada pada biaya medis yang terus meningkat. Inflasi medis di Singapura diperkirakan mencapai 12 persen tahun ini.
Menurut Tan, solusi untuk masalah ini membutuhkan kerja sama seluruh ekosistem. Beberapa perusahaan asuransi sudah mengadopsi strategi seperti harga berbasis klaim, yang memberikan insentif kepada pemegang polis untuk menjaga kesehatan mereka.
|Baca juga: Bos Investree Masih Buron, Bos OJK Ungkap Kabar Terbaru Ini!
|Baca juga: Allianz Star Network dan Bancassurance Allianz Indonesia Optimistis Sambut 2025
Dukungan pemerintah melalui program literasi keuangan juga dinilai membantu pertumbuhan industri. Pasar asuransi jiwa Singapura diproyeksikan tumbuh empat persen per tahun, mencapai US$43,6 miliar dalam premi bruto pada 2029.
Tan optimistis dengan prospek industri di 2025, mengingat pandemi covid-19 telah meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap perlindungan keuangan dan kesehatan. Ia mencatat konsumen kini lebih disiplin dalam meninjau kebutuhan asuransi mereka dan mencari perlindungan yang memadai untuk diri sendiri dan keluarga.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News