1
1

Inilah Pentingnya Tiga Plus Satu Tameng Keuangan

Chief Marketing Officer PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI), Eveline Haumahu. | Foto: MAMI

Media Asuransi, JAKARTA – Strategi merancang dan merintis keuangan menuju sejahtera, melibatkan setidaknya tiga tameng yang perlu dimiliki secara bersamaan. Tiga tameng keuangan itu adalah asuransi jiwa, asuransi kesehatan, dan dana darurat

Chief Marketing Officer PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI), Eveline Haumahu, menggambarkan merancang keuangan untuk menuju sejahtera ibarat seorang prajurit yang hendak maju berperang. Maka yang pertama dikenakannya adalah baju zirah, yakni pelindung dari jalinan rantai besi yang berfungsi melindungi tubuhnya dari tikaman pedang, tombak, maupun anak panah.

Nah, dalam strategi merancang dan merintis keuangan, ‘baju zirah’ layaknya tameng utama yang diperlukan untuk melindungi setiap langkah kita menuju sejahtera. “Adapun tameng utama yang dimaksud terdiri dari tiga jenis yaitu asuransi jiwa, asuransi kesehatan, dan dana darurat. Ketiga tameng perlindungan ini harus ada, sebagai jaminan bahwa langkah kita tak akan terhenti oleh kejadian tak diinginkan,” kata Eveline dalam keterangan resmi yang dikutip Sabtu, 15 Februari 2025.

|Baca juga: Ingin Punya Masa Depan yang Cerah? Wajib Baca Informasi dari Manulife Berikut Ini!

Sayangnya, menurut dia, sebagian dari kita terkadang menjalankan rencana keuangan dengan urutan terbalik. Yakni menumbuhan harta dulu, baru memikirkan tameng keuangan. “Akibatnya harta yang sedang ditumbuhkan rentan terhadap risiko-risiko hidup yang memiliki imbas finansial,” tegasnya

 

Tameng #1: Asuransi jiwa

Siapa yang perlu asuransi jiwa? Tidak semua orang membutuhkan asuransi jiwa. Namun, jika ada anggota keluarga yang akan terimbas secara ekonomi ketika Anda tidak lagi bersama mereka, maka Anda memerlukan perlindungan jiwa.

Sebaliknya, jika tidak ada yang bergantung pada Anda secara finansial, maka Anda tidak membutuhkan asuransi jiwa. Misalnya, jika Anda sudah memasuki usia pensiun dan semua anak Anda sudah bekerja serta tidak lagi bergantung pada pemberian Anda.

|Baca juga: Manulife IM Melihat Peluang Menarik di Tengah Siklus Penurunan Suku Bunga Global

“Asuransi jiwa berfungsi sebagai pengganti diri Anda sebagai pencari nafkah. Dengan memiliki uang pertanggungan yang cukup, rencana keluarga Anda seperti pendidikan anak-anak, rencana pensiun pasangan Anda tak musti terhenti seketika saat tiba waktunya Anda harus menutup mata,” jelas Eveline.

Seberapa besar uang pertanggungan yang cukup atas diri Anda? “Diri Anda punya nilai ekonomis. Hitung dulu berapa nilai ekonomis diri Anda,” lanjut Eve.

Caranya mudah, yakni (penghasilan per tahun : 4) X 100. Jadi kalau setahun penghasilan Anda Rp120 juta, maka nilai ekonomis diri Anda adalah Rp3 miliar. “Nah sebesar itulah uang pertanggungan jiwa yang Anda perlukan,” tuturnya.

 

Tameng #2: Asuransi kesehatan

Pernah harus membayar biaya rumah sakit yang begitu besar, sehingga tabungan dan aset lainnya harus Anda relakan? Pernah harus mengubah gaya hidup atau mengurangi mimpi keluarga dengan seketika? Kondisi tersebut menjadi alasan mengapa kita harus mengalihkan risiko pertanggungan kesehatan kita kepada perusahaan asuransi, baik BPJS maupun asuransi swasta.

|Baca juga:BPJS Kesehatan masih Menunggu Permen KRIS

Kapan sebaiknya beli asuransi kesehatan? “Sedini mungkin, jangan tunggu sakit,” kata Eve. Menurutnya, kita tak pernah tahu risiko kesehatan yang kita miliki, dan kapan kita akan memerlukan pertanggungan asuransi kesehatan karena besarnya biaya yang harus kita tanggung.

“Selain itu, dengan membuka polis asuransi kesehatan sejak masih muda dan sehat, kita akan menikmati perlindungan yang lebih lengkap, tanpa pengecualian-pengecualian dari beberapa penyakit yang sudah keburu kita derita ketika kita membuka polis di usia yang lebih tua,” terangnya.

 

Tameng #3: Dana darurat

Selain risiko jiwa dan kesehatan, masih ada risiko-risiko lain yang dapat mempengaruhi keuangan kita secara drastis. Kehilangan pekerjaan, kebutuhan mendadak dari anggota keluarga sampai bencana tak terduga, dapat mengubah nasib kita di tengah perjuangan hidup, dan secara tiba-tiba menguras harta kita.

Eveline Haumahu mengatakan bahwa pandemi Covid-19 mengajarkan pada kita bahwa kejadian darurat dapat berlangsung serentak di seluruh dunia, sehingga kita tak mungkin minta tolong pada orang lain yang juga sedang mengalami krisis yang sama. Oleh karena itu, kita perlu memiliki dana darurat.

|Baca juga: Manfaat Penting Dana Darurat, Asuransi, dan Investasi

Lantas berapa besarnya dana darurat? “Saya mencadangkan 12 kali pengeluaran bulanan sebagai dana darurat. Mengapa 12 kali? Asumsinya jika saya kehilangan pekerjaan, saya akan punya waktu 12 bulan untuk mencari pekerjaan baru,” jelasnya.

Selain besarnya, yang perlu disikapi dari dana darurat adalah penyimpanannya. Dana darurat perlu penyimpanan yang likuid, mudah diakses, tapi sekaligus mampu tumbuh mengalahkan inflasi agar nilainya bertahan. “Saya pilih kombinasi dari rekening tabungan bank dan reksadana pasar uang,” kata Eve.

Dari 100 persen dana darurat, 10 persen disiagakan di rekening tabungan, untuk kejadian darurat yang benar-benar harus diselesaikan segera. Kemudian 90 persen sisanya disimpan di reksa dana pasar uang yang memiliki pertumbuhan return di kisaran 4-5 persen setahun, sehingga nilainya masih mengejar inflasi. Reksa dana pasar uang ideal karena bisa dicairkan dalam waktu cukup cepat, rata-rata 1-4 hari kerja saja.

 

Tameng extra: Income kedua

Punya penghasilan kedua bukan hanya berarti kaya lebih cepat, tetapi sekaligus punya pelampung lebih ketika risiko kehilangan pekerjaan mengancam. Punya penghasilan kedua tak berarti harus bekerja dua kali lebih keras, atau menghabiskan waktu dua kali lebih banyak setiap harinya.

|Baca juga: 6 Instrumen Keuangan Tepat untuk Dana Darurat, Sudah Punya?

Caranya? “Anda kan tidak sendirian. Ada aset dan uang Anda yang bisa dipekerjakan sebagai pencari nafkah kedua,” tutur Eve. Dia jelaskan bahwa Anda bisa mendapatkan penghasilan kedua dari pendapatan sewa properti atau melalui beragam instrumen pasar modal seperti obligasi dengan kupon tetap dan reksa dana yang membayarkan dividen reguler.

“Anda bisa memilih produk reksa dana obligasi yang punya fitur dividen yang sudah ditetapkan di awal, dibagikan setiap bulan seperti Manuife Obligasi Unggulan Kelas A. Dengan fitur ini Anda bisa lebih mudah memperkirakan jumlah penghasilan kedua Anda setiap bulan,” katanya.

Ditambahkan bahwa reksa dana adalah alternatif investasi yang menawarkan potensi optimal pada tingkat risiko terkendali. Pasalnya, reksa dana merupakan sekumpulan saham, obligasi dan deposito yang diramu dan dikelola hati-hati setiap hari oleh manajer investasi profesional.

“Sudah digunakan lebih dari 13 juta investor Indonesia, beberapa reksa dana juga memiliki fitur pembagian hasil investasi, atau dividen reguler, yang dapat diandalkan investor sebagai income kedua,” jelasnya.

Menurut Eveline Haumahu, punya 3+1 tameng finansial memang tidak menjamin hidup Anda berjalan lancar tanpa hambatan. Tetapi, tameng ini setidaknya membentengi Anda dari keharusan membanting setir saat terjadi kejutan-kejutan tak menyenangkan dalam hidup. “Setelah punya 3+1 tameng finansial, Anda dapat leluasa dan mantap menumbuhkan kekayaan,” katanya.

Editor: S. Edi Santosa

 

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Kini Tersedia Shuttle Damri Stasiun Whoosh Halim-PIK 2
Next Post Bank Syariah Indonesia (BSI) Pertahankan Peringkat idAAA dengan Prospek Stabil

Member Login

or