1
1

OJK: Investasi di Pasar Modal Tawarkan Keuntungan Dividen dan Capital Gain

Para pembicara dan peserta SEPMT 2025 di Universitas Andalas, Padang, 21 Februari 2025.  | Foto: OJK

Media Asuransi, JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong pemanfaatan produk Pasar Modal Indonesia oleh masyarakat, terutama di kalangan generasi muda. Untuk mendongkrak hal itu, OJK menyelenggarakan Sosialisasi dan Edukasi Pasar Modal Terpadu (SEPMT) 2025 di Provinsi Sumatera Barat.

“Pemahaman yang benar mengenai dunia investasi menjadi semakin penting agar generasi muda dapat memilah informasi yang valid dan mengambil Keputusan investasi yang tepat,” kata Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi, dalam SEPMT 2025 yang digelar di Universitas Andalas, Padang, Jumat 21 Februari 2025.

Dia menambahkan, bahwa pasar modal hadir sebagai salah satu pilihan investasi yang legal, teratur, dan diawasi oleh OJK yang memberikan peluang bagi investor muda untuk dapat berinvestasi secara aman dan berkelanjutan.

|Baca juga: OJK Terbitkan Aturan Pengembangan Investasi di Pasar Modal

“Kita tidak bisa hanya menyimpan uang di tabungan saja karena akan tergerus oleh inflasi. Untuk mempertahankan nilai uang dimaksud, kita juga perlu mempertimbangkan instrumen investasi yang lebih fleksibel dan likuid, salah satunya melalui investasi di Pasar Modal yang menawarkan keuntungan seperti memperoleh dividen dan capital gain,” katanya.

Lebih lanjut, Inarno memaparkan bahwa Provinsi Sumatera Barat memiliki potensi besar dalam pertumbuhan investor dan pemanfaatan pasar modal sebagai sumber pembiayaan. Di Sumatera Barat, jumlah investor pasar modal telah mencapai 195.749, berkontribusi sebesar 14,64 persen dari total investor di pulau Sumatera. Sumatera Barat menempati peringkat ketiga dengan jumlah investor terbanyak di pulau Sumatera.

Menurutnya, pertumbuhan investor mengalami peningkatan yang luar biasa. Hingga 13 Februari 2025, jumlah investor secara keseluruhan mencapai 15,3 juta atau tumbuh 3,2 persen jika dibandingkan akhir tahun 2024. Berdasarkan kelompok usia, jumlah investor paling banyak berusia di bawah 30 tahun dengan komposisi 54,83 persen.

Kegiatan yang berlangsung pada 19-21 Februari 2025 ini merupakan bagian dari upaya OJK dalam memperkuat pemahaman masyarakat serta mendorong pemanfaatan Pasar Modal Indonesia sebagai alternatif pembiayaan bagi perusahaan dan UMKM.

|Baca juga: Menahan Eksodus Raksasa Global dari Industri Pasar Modal Indonesia

Program ini juga mendukung tematik Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) tahun 2025, yaitu “Akselerasi Pemanfaatan Produk dan Layanan Pasar Modal”, dengan fokus pada pendanaan melalui Layanan Urun Dana (SCF) dan Initial Public Offering (IPO).

Berdasarkan data OJK yang diperoleh melalui Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) tahun 2024, indeks literasi keuangan penduduk Indonesia sebesar 65,43 persen, sementara indeks inklusi keuangan sebesar 75,02 persen. “Oleh karena itu, SEPMT 2025 menjadi langkah strategis untuk meningkatkan pemahaman atau kesadaran serta melibatkan masyarakat agar menggunakan produk jasa keuangan, termasuk investasi yang legal dan berkelanjutan,” jelas Inarno.

|Baca juga: Sri Mulyani Janjikan 2 Hal Ini untuk Perkuat Industri Pasar Modal Indonesia

SEPMT 2025 di Sumatera Barat dilaksanakan selama tiga hari (19-21 Februari 2025) dengan rangkaian kegiatan:

1.Training of Trainers Pasar Modal Syariah bagi akademisi dan tenaga pengajar.
2.Sosialisasi Pasar Modal sebagai Alternatif Pendanaan Perusahaan untuk mendorong pemanfaatan pasar modal bagi UKM dan perusahaan daerah.
3.Sosialisasi Produk dan Akses Keuangan Pasar Modal bersama pemerintah daerah.
4.Kuliah Umum Universitas Andalas bertema “Enhancing Gen Z’s Knowledge of Capital Market” untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap investasi pasar modal.
5.Sosialisasi berbagai Peraturan OJK (POJK) terkait Pasar Modal, Derivatif Keuangan, dan Obligasi Daerah.

Melalui SEPMT 2025, OJK menargetkan peningkatan jumlah investor dan calon emiten potensial dari Sumatera Barat, serta mendorong pemanfaatan pasar modal sebagai sumber pendanaan bagi pembangunan daerah dan sektor usaha lokal.

SEPMT 2025 merupakan program inisiatif OJK yang bersinergi dengan Self-Regulatory Organization (SRO) termasuk Bursa Efek Indonesia (BEI), Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), serta Pemerintah Daerah dan berbagai pemangku kepentingan lainnya.

Dengan adanya SEPMT 2025, OJK berharap dapat memperkuat ekosistem pasar modal yang inklusif dan berdaya saing, sekaligus memberikan perlindungan kepada masyarakat dari investasi ilegal.

Editor: S. Edi Santosa

 

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Market Share Perbankan Syariah Naik Jadi 7,72%
Next Post Jalur Ini Bisa Membuka Peluang Bekerja di Luar Negeri

Member Login

or