Media Asuransi, GLOBAL – Pasar asuransi jiwa universal diperkirakan mengalami pertumbuhan yang cepat di wilayah Asia Pasifik dibandingkan dengan kawasan lain. Kondisi itu dengan proyeksi tingkat pertumbuhan tahunan gabungan atau Compound Annual Growth Rate (CAGR) sebesar 29,7 persen.
Melansir Insurance Asia, Selasa, 8 April 2025, proyeksi CAGR Asia Pasifik mengalami pertumbuhan seiring dengan teknologi telematika seluler yang diadopsi oleh perusahaan asuransi di China dan India.
Secara global, menurut Allied Market Research, pasar asuransi jiwa diproyeksikan tumbuh dengan CAGR 9,3 persen mencapai US$280,4 miliar pada 2032. Industri ini menghasilkan pendapatan sebesar US$117,5 miliar pada 2022.
|Baca juga: Garuda Indonesia (GIAA) dan Japan Airlines Resmi Kolaborasi Perluas Jaringan Penerbangan
|Baca juga: Chandra Asri (TPIA) dan Glencore Resmi Kuasai Saham Shell Singapore
Pertumbuhan di pasar didorong oleh meningkatnya adopsi rencana asuransi berbiaya rendah dan kemampuan untuk mengakumulasi nilai tunai dari waktu ke waktu. Hal ini juga didorong oleh faktor-faktor seperti perencanaan warisan dan pengalihan kekayaan yang semakin mendukung ekspansi.
Namun, sensitivitas terhadap suku bunga dan kompleksitas produk asuransi jiwa universal dapat menghambat pertumbuhan. Di sisi lain, meningkatnya permintaan akan solusi perencanaan keuangan diharapkan dapat menciptakan peluang baru.
Pada segmen asuransi jiwa universal terindeks menyumbang hampir 60 persen dari pasar pada 2022, didorong oleh fitur-fitur inovatif seperti jaminan pendapatan dan manfaat kematian yang dipercepat.
Selain itu, segmen asuransi jiwa universal terjamin diperkirakan tumbuh dengan CAGR 12,2 persen dari 2023 hingga 2032 karena meningkatnya permintaan akan stabilitas perlindungan asuransi jiwa.
|Baca juga: Bank DKI Terapkan Operasional Terbatas untuk Melayani Nasabah saat Libur Lebaran
|Baca juga: Para Pemimpin Dunia Mengutuk Tarif Trump, Beberapa Berjanji untuk Membalas!
Dalam hal distribusi, pialang dan agen memegang pangsa pasar terbesar di 2022, yaitu menyumbang hampir 60 persen dari total pendapatan. Dalam sektor perbankan, diproyeksikan mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 13,5 persen hingga 2032 yang didorong oleh meningkatnya integrasi layanan keuangan.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News