1
1

Bencana Alam Melonjak, Penetrasi Asuransi Global Catat Rekor Tertinggi!

Cuaca yang tidak menentu belakang ini, sering terjadinya hujan dan angin kencang. bahkan bencana alam | Foto: Arief Wahyudi

Media Asuransi, GLOBAL – Laporan Global Catastrophe Recap dari Aon menunjukkan kerugian yang diasuransikan secara global akibat bencana alam pada kuartal I/2025 diperkirakan melampaui US$53 miliar.

Angka tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata kuartal I abad ke-21 yang sebesar US$17 miliar, dan menjadi total kerugian tertinggi kedua sepanjang sejarah untuk periode kuartal I, setelah kuartal I/2011.

|Baca juga: BI Tarik Uang Rupiah Lama, Ini Pecahan yang Harus Kamu Tukar Sebelum Akhir April!

|Baca juga: Ciptakan Ekonomi Inklusif, BRI Group Berdayakan 14,4 Juta Pengusaha Wanita di Hari Kartini

Melansir Insurance Asia, Rabu, 23 April 2025, kebakaran hutan di California menjadi penyumbang terbesar kerugian yang diasuransikan, yakni sekitar US$38 miliar atau 71 persen dari total kerugian. Selain itu, badai konvektif parah di Amerika Serikat serta gempa bumi di Myanmar dan China juga turut memperparah kerugian.

Di sisi lain, celah perlindungan asuransi atau insurance protection gap—yakni persentase kerugian ekonomi yang tidak ditanggung asuransi—menyempit menjadi 36 persen pada kuartal I/2025. Ini menjadi angka terendah untuk kuartal I sejak 1990.

Penyusutan celah ini terutama didorong oleh tingginya penetrasi asuransi di Amerika Serikat, yang mencatat kerugian ekonomi sekitar US$71 miliar, jauh di atas rata-rata kuartal I sejak 2000 yang hanya US$12 miliar.

Secara global, total kerugian ekonomi akibat bencana pada kuartal I/2025 diperkirakan mencapai sedikitnya US$83 miliar, naik dibandingkan dengan US$54 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.

|Baca juga: Waspada, Tarif AS Diramal Hantam Investasi dan Likuiditas Industri Perbankan RI!

|Baca juga: Setorkan Aset Inbreng, Bank Banten Rights Issue 11,36 Miliar Saham  

Meski Amerika Serikat mencatat rekor kerugian ekonomi untuk kuartal tersebut, namun wilayah lain justru mengalami kerugian yang berada di bawah rata-rata jangka panjangnya. Aon mencatat proses penilaian kerusakan, khususnya di Myanmar, masih terus berlangsung.

Sebagai catatan, sepanjang 2024, bencana alam global menyebabkan kerugian ekonomi sebesar US$374 miliar, atau 14 persen di atas rata-rata abad ke-21. Ini juga menjadi tahun kesembilan berturut-turut di mana total kerugian global akibat bencana melebihi angka US$300 miliar.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Sektor Asuransi Jiwa Selandia Baru Diprediksi Tumbuh 8,2% pada 2025
Next Post Standar Baterai Kendaraan Listrik Paling Ketat di Dunia Siap Berlaku di Juli 2026

Member Login

or