1
1

Harga Bitcoin Bergairah Lagi, Siap-Siap Tembus US$91.000

Iklan platform jual-beli aset kripto. | Foto: Ajaib Kripto

Media Asuransi, JAKARTA – Ajaib Kripto mencatat harga Bitcoin (BTC) kembali mencatatkan pemulihan mengesankan. Berdasarkan Selasa (22/4/2025) pukul 08.00 WIB, BTC bergerak US$88.300, naik lebih 17% dari penurunan US$74.500 pada 7 April lalu.

Ini juga menandai lonjakan lebih dari 4% dalam seminggu terakhir, di tengah meningkatnya tekanan geopolitik dan ketidakpastian kebijakan moneter AS.

Lonjakan ini terjadi seiring dominasi pasar Bitcoin naik ke 63%, tertinggi sejak awal 2021. Investor institusional dan ritel terlihat kembali menjadikan BTC sebagai aset pelindung nilai, di tengah meningkatnya ketidakpastian global. Arus dana masuk (net inflow) ke ETF spot Bitcoin di AS juga tercatat US$15,85 juta selama pekan 14–17 April 2025, setelah dua pekan sebelumnya juga mencatatkan net outflow.

|Baca juga: Ketidakpastian Global Meningkat, Ini yang Perlu Dilakukan Investor Kripto

Financial Expert Ajaib, Panji Yudha mengatakan, kembalinya aliran dana institusional menunjukkan bahwa Bitcoin semakin dipandang sebagai lindung nilai strategis, bukan hanya sekadar aset spekulatif.

“Sementara, dari sisi teknikal, BTC sepanjang BTC dapat bertahan di atas US$85.000, maka berpotensi untuk menguji MA-100 dan resistance US$91.000,” jelasnya dalam keterangan resmi dikutip, Rabu, 23 April 2025.

Bitcoin sendiri telah naik lebih dari 30% sejak halving terakhir pada 20 April 2024 yang memangkas reward mining dari 6,25 BTC menjadi 3,125 BTC. Efek kelangkaan ini masih menjadi daya tarik kuat, ditambah sentimen makro yang terus memanas.

|Baca juga: Pasar Saham Goyang, Saatnya Diversifikasi ke Aset Kripto?

Ketegangan dagang antara AS dan China makin tajam usai pengumuman tarif balasan oleh Tiongkok. Sementara itu, Presiden Donald Trump kembali melontarkan kritik pedas terhadap Ketua The Fed, Jerome Powell, bahkan mengancam akan memecatnya. Ketegangan antara eksekutif dan otoritas moneter ini menciptakan ketidakpastian yang menekan pasar ekuitas dan memperkuat daya tarik aset alternatif seperti Bitcoin dan emas.

Di sisi lain, indeks dolar AS (DXY) turun ke level terendah dalam tiga tahun terakhir. Dalam tiga bulan terakhir, dolar telah melemah 10%, yang membuat kondisi keuangan longgar dan mendorong risk appetite investor. Harga emas pun ikut melonjak ke rekor tertinggi baru di atas US$3.400.

“Melemahnya dolar dan tekanan geopolitik menjadi bahan bakar baru bagi reli aset alternatif seperti Bitcoin dan emas,” tambah Panji.

 

Fokus Pasar Pekan Ini

Minggu ini akan dipenuhi rilis data ekonomi penting. Pada Rabu, pasar menantikan data Global Services dan Manufacturing PMI yang akan memberi petunjuk arah aktivitas bisnis. Kamis akan diramaikan oleh laporan Durable Goods Orders—indikator kunci konsumsi barang tahan lama. Dan pada Jumat, Indeks Sentimen Konsumen serta ekspektasi inflasi akan menjadi fokus untuk mengukur persepsi publik terhadap ekonomi AS.

|Baca juga: Tips Aman Terhindar dari Penipuan Kripto

Sementara itu, nada kebijakan dari pejabat The Fed juga ditunggu. Pada 22 April, pejabat Fed Patrick Harker dan Christopher Waller dijadwalkan memberikan pandangan mereka, disusul pernyataan dari Neel Kashkari pada 24 April.

Di tengah tekanan politik terhadap independensi The Fed, komentar dovish atau hawkish dari para pejabatnya bisa berdampak langsung ke pasar, termasuk kripto.

Senat AS juga baru saja mengesahkan Paul Atkins, kandidat pilihan Trump, sebagai Ketua SEC yang baru. Diperkirakan Atkins akan mulai menjabat pekan ini, dan tim internal SEC sudah mulai mempersiapkan transisinya. Perubahan kepemimpinan ini bisa berdampak langsung pada regulasi kripto di AS dalam waktu dekat.

Editor: Achmad Aris

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Bank QNB Indonesia (BKSW) Cetak Kinerja Keuangan Solid di 2024
Next Post Bank SMBC Indonesia (BTPN) Rombak Jajaran Direksi dan Komisaris

Member Login

or