1
1

BRI (BBRI) Bukukan Laba Rp13,80 Triliun di Kuartal I/2025

Direktur Utama BRI Hery Gunardi. | Foto: BSI

Media Asuransi, JAKARTA – PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) berhasil mengantongi laba bersih sebesar Rp13,80 triliun pada kuartal I/2025.

|Baca juga: Melesat 16,5%, Bank Mandiri (BMRI) Catat Kredit Tembus Rp1.672 Triliun di Kuartal I/2025

|Baca juga: Bank Mandiri (BMRI) Bukukan Laba Bersih Rp13,2 Triliun di Kuartal I/2025

Direktur Utama BRI Hery Gunardi mengungkapkan pertumbuhan laba tersebut merupakan hasil dari strategi penyaluran kredit yang dilakukan secara selektif dan tetap menjaga kualitas.

“Alhamdulillah hingga akhir Maret 2025 ini BRI mampun mencatat laba bersih Rp13,80 triliun,” kata Hery, dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu, 30 April 2025.

|Baca juga: MNC Kapital Indonesia (BCAP) Beri Penjelasan terkait Volatilitas Transaksi

|Baca juga: Adi Pramana Jadi Presdir Tugu Insurance

Selain mencatatkan laba, total aset BRI juga mengalami pertumbuhan menjadi Rp2.098 triliun, meningkat 5,49 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Dalam kesempatan yang sama, Hery turut menyinggung kondisi perekonomian global dan dampaknya terhadap BRI.

Ia menjelaskan ketegangan perdagangan internasional, khususnya yang dipicu oleh kebijakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, berpotensi menimbulkan efek jangka pendek terhadap bisnis.

“Perekonomian global diwarnai ketidakpastian terutama tensi geopolitik dampak lanjutan terhadap perdagangan internasional dan rantai pasok. BRI memperkirakan akan ada dampak jangka pendek akibat tarif baru. Namun saat ini tengah berlangsung negosiasi antara Indonesia dan AS yang diharapkan kesepakatan lebih baik,” terangnya.

|Baca juga: Melonjak 11,2%, Bank Mandiri (BMRI) Cetak DPK Rp1.748 Triliun hingga Akhir Maret 2025

|Baca juga: Kuartal I/2025, Volume Transaksi Digital Bank Mandiri (BMRI) Naik 21,9% Jadi Rp7.066 Triliun

Meski demikian, Hery tetap optimistis pengaruh kebijakan tarif tersebut tidak akan signifikan terhadap kinerja BRI. Pasalnya, menurutnya, aktivitas ekonomi Indonesia dan bisnis BRI masih ditopang oleh permintaan domestik yang kuat.

Hery menuturkan, perekonomian Indonesia, termasuk bisnis BRI, lebih banyak ditopang oleh permintaan domestik. Ia menilai selain dari faktor depresiasi mata uang, perang tarif tidak akan memberikan dampak signifikan terhadap bisnis BRI maupun perekonomian nasional.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Matahari Department Store (LPPF) Bukukan Penjualan Rp4,6 Triliun
Next Post Wow! Laba Bersih MR DIY Naik 160% pada Kuartal I/2025

Member Login

or