1
1

Nilai Kapitalisasi Pasar Modal Indonesia Rp11.705 Triliun

Ilustrasi. | Foto: Allianz Indonesia

Media Asuransi, JAKARTA – Di tengah pasar keuangan global yang sempat tertekan paska pengumuman tarif dagang AS, pasar saham domestik secara month to date (mtd) ditutup menguat sebesar 3,93 persen pada 30 April 2025 ke level 6.766,8. Namun secara year to date (ytd) indeks pasar modal domestik masih melemah 4,42 persen.

Penguatan pasar modal secara ytd, didukung dengan langkah kebijakan OJK dan seluruh pemangku kepentingan, antara lain pemerintah, koordinasi seluruh lembaga/instansi seperti dalam forum KSSK, SRO, dan pelaku pasar untuk meredam volatilitas di pasar saham.

“Nilai kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp11.705 triliun atau naik 5,20 persen mtd, namun masih turun 5,11 persen ytd. Sementara itu, non-resident mencatatkan net sell sebesar Rp20,79 mtd. Secara ytd, tercatat net sell sebesar Rp50,72 triliun,” kata Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon (PMDK) OJK, Inarno Djajadi, dalam jumpa pers secara daring, Jumat, 9 Mei 2025.

|Baca juga: Investor Pasar Modal Tembus 16 Juta Orang

Secara mtd, kinerja indeks sektoral secara umum menguat dengan penguatan tertinggi dialami oleh sektor basic material dan healthcare, sementara sektor technology terpantau melemah. Di sisi likuiditas transaksi, rata-rata nilai transaksi harian pasar saham secara ytd tercatat Rp12,47 triliun, naik dibandingkan dengan rata-rata nilai transaksi harian pasar saham Maret 2025 sebesar Rp12,34 triliun.

Di pasar obligasi, indeks pasar obligasi ICBI menguat 1,61 persen mtd atau naik 3,39 persen ytd, ke level 405,99. Dengan yield SBN rata-rata turun 15,53 bps (basis points) mtd, serta secara ytd turun 17,26 bps.

Inarno menambahkan bahwa per 30 April 2025 investor non-resident mencatatkan net buy sebesar Rp7,79 triliun secara mtd, sedangkan secara ytd mencatat net buy Rp23,02 triliun. Untuk pasar obligasi korporasi, investor non-resident mencatatkan net sell sebesar Rp0,01 triliun secara mtd, sedangkan net sell sebesar Rp1,42 triliun ytd.

Di industri pengelolaan investasi, per 30 April 2025 nilai Asset Under Management (AUM) tercatat sebesar Rp821,0 triliun, naik 1,01 persen mtd namun turun 1,96 persen ytd. Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksa dana tercatat sebesar Rp502,10 triliun atau naik 1,66 persen mtd dan secara ytd naik 0,57 persen. “Tercatat net redemption sebesar Rp6,24 triliun secara mtd, sedanga secara ytd net redemption Rp4,88 triliun.

|Baca juga: Pasar Modal Himpun Dana Rp1 Triliun dari 2 IPO

OJK menilai bahwa penghimpunan dana di pasar modal masih dalam tren yang positif. Tercatat nilai Penawaran Umum mencapai Rp56,06 triliun dengan Rp3,31 triliun di antaranya merupakan fundraising dari enam emiten baru. Sementara itu, masih terdapat 85 pipeline Penawaran Umum dengan perkiraan nilai indikatif sebesar Rp70,54 triliun.

Untuk penggalangan dana pada Securities Crowdfunding (SCF), sejak pemberlakuan ketentuan SCF hingga 30 April 2025, telah terdapat 18 penyelenggara yang telah mendapatkan izin dari OJK. Tercatat ada 805 penerbitan Efek dari 510 penerbit, 179.363 pemodal, dan total dana SCF yang dihimpun dan teradministrasi di KSEI sebesar Rp1,53 triliun.

Pada pasar derivatif keuangan, sejak 10 Januari hingga 30 April 2025, tercatat 56 pelaku dan enam penyelenggara yang telah mendapatkan izin prinsip OJK. Total volume transaksi derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa efek sebesar 1,13 juta lot dan akumulasi nilai sebesar Rp1.050,58 triliun sejak tanggal 2 Januari 2025 hingga 30 April 2025.

Sedangkan perkembangan Bursa Karbon, sejak diluncurkan pada 26 September 2023 hingga 30 April 2025, tercatat 112 pengguna jasa yang mendapatkan izin dengan total volume 1.598.750 tCO2e dan akumulasi nilai Rp77,92 miliar.

Editor: S. Edi Santosa

 

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post GOTO Buka Suara tentang Kabar Mau Dicaplok Grab
Next Post Tetap Waspada Terhadap Dampak Tarif Trump

Member Login

or