Media Asuransi, GLOBAL – Life Insurance Association Singapura (LIA) mengungkapkan data Industri asuransi jiwa Singapura yang berhasil mencatatkan premi bisnis baru sebesar US$1,14 miliar setara S$1,48 miliar, di kuartal I/2025, atau tumbuh 10,9 persen secara tahunan(year on year/yoy).
Dilansir Insurance Asia, Jumat, 16 Mei 2025, pertumbuhan ini dipimpin oleh polis premi tahunan sebesar US$0,88 miliar (S$1,14 miliar) atau tumbuh 36,7 persen yoy. Di sisi lain, polis premi tunggal sebesar US$0,26 miliar (S$339,5 juta) atau turun 32,2 persen yoy, meskipun ini mewakili peningkatan 5,2 persen dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.
|Baca juga: Singapura, Negara yang Paling Diminati Pekerja Formal Indonesia
Polis yang terkait dengan investasi atau unitlink terus mendorong momentum, dengan serapan sebesar US$0,32 miliar (S$414 juta) pada kuartal I/2024 meningkat 60,6 persen menjadi US$0,51 miliar (S$665 juta) pada kuartal I/2025.
Sementara itu, minat yang berkelanjutan terhadap produk unitlink dan premi tahunan menunjukkan pergeseran prefensi konsumen terhadap polis, yang menawarkan pelindungan dan potensi investasi.
Di sisi lain, premi asuransi jiwa dan kesehatan kumpulan sebesar US$2,06 miliar (S$2,68 miliar) atau tumbuh 16 persen secara tahunan pada kuartal I/2025. Polis kecelakaan dan kesehatan menyumbang 73,8 persen, sementara asuransi jiwa menyumbang 26,2 persen sisanya.
|Baca juga: Meski Keuangan Stabil, tapi Ibu-ibu di Singapura Terjebak Jadi Sandwich Generation!
Kendati demikian, distribusi tetap terkonsentrasi di antara Financial Advisor (FA) dan agen terikat. Tercatat perwakilan FA memperoleh US$11,24 miliar (S$14,6 miliar) dalam jumlah uang pertanggungan di kuartal I/2025, mewakili 43,3 persen dari total kuartal tersebut. Sementara agen terikat menyumbang US$8,39 miliar (S$10,9 miliar) atau 32,4 persen.
Lebih lanjut LIA Singapura menyampaikan bahwa industri ini mencatat total jumlah yang dijamin sebesar US$25,87 miliar (S$33,6 miliar) untuk periode tersebut, atau menunjukkan sedikit penurunan dibandingkan dengan kuartal I/2024.
Presiden LIA Singapura, Wong Sze Keed, mengakui bahwa kinerja industri ini di tengah ketidakpastian ekonomi mencatat dampak dari penurunan perkiraan pertumbuhan PDB Singapura dari nol persen menjadi dua persen di 2025.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News