1
1

AFTECH Soroti Transaksi Digital yang Terus Melonjak, Namun Literasi Keuangan Makin Rendah

Caption: Marketing Director Communications & Community Development AFTECH, Abynprima Rizki (kedua dari kiri) saat menyampaikan materi Sesi Diskusi Panel Privy X AFTECH. | Foto: Sarah Dwi Cahyani/Media Asuransi

Media Asuransi, JAKARTA – Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) mengungkapkan transaksi digital di Indonesia mencatat lonjakan yang signifikan pada kuartal I/2025, dengan volume mencapai 10,76 miliar transaksi, atau tumbuh 33,5 persen secara tahunan atau year on year (yoy). Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan penggunaan aplikasi mobile dan internet banking.

Marketing Director Communications & Community Development Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH), Abynprima Rizki, menyampaikan bahwa pertumbuhan transaksi digital di Indonesia yang begitu pesat, tidak dibarengi dengan literasi yang cukup di kalangan masyarakat.

“Kita semua sadar betul bahwa transformasi digital begitu cepat perkembangannya. Seperti contohnya, volume transaksi mobile dan internet banking tumbuh masing-masing 34,5 persen dan 18,89 persen year on year,” ujar Abynprima dalam sesi diskusi AFTECH bersama Privy, dikutip Jumat, 16 Mei 2025.

|Baca juga: AFTECH dan Privy Gelar Edukasi Publik, Pentingnya Menjaga Keamanan Identitas Digital

Salah satu hal yang paling disoroti adalah lonjakan penggunaan QRIS yang meningkat hingga 169,15 persen secara tahunan. Dia juga menyoroti fenomena penggunaan skema pembiayaan Buy Now Pay Later (BNPL) yang meningkat tajam terutama saat momen konser besar dan event publik.

Namun, di balik kemajuan ini, Abynprima memperingatkan bahwa risiko keamanan digital juga semakin meningkat, termasuk praktik phishing, social engineering, dan pemalsuan identitas yang kini makin canggih, bahkan menggunakan teknologi AI.

“Sekarang mulai banyak scamming, phishing yang mau minta data pribadi kita secara mudah. Ngaku-ngaku jadi teman kita. Photo profilnya sih mukanya dia benar, tapi kok nomornya beda? Ya… saya ganti nomor, bla… bla…. bla…. Selain minta duit transfer mungkin juga minta data pribadi,” ujar Abynprima.

|Baca juga: AFTECH Dorong Inovasi PAJK untuk Percepat Inklusi Keuangan di Indonesia

Dia menekankan bahwa salah satu akar masalahnya adalah rendahnya literasi keuangan digital, meskipun akses (inklusi) terhadap layanan keuangan digital sudah luas. “Coba nanti teman-teman browsing habis ini. Indeks literasi keuangan kita berapa?,” ucapnya.

Indeks inklusi keuangan, lanjut Abymnprima adalah akses keuangan, yang bisa dengan mudah mendapatkan produk dan layanan jasa keuangan. Sedangkan literasi, ialah pengetahuan mendalam mengenai produk keuangan itu, sehingga dia menilai bahwa literasi keuangan masyarakat Indonesia masih sangat rendah.

“Jadi makanya ada event hari ini supaya kita semua juga memahami bahwa pentingnya mendalami, mempelajari transaksi keuangan, dan menjaga identitas digital itu menjadi hal yang sangat penting saat ini,” tutur Abymnprima.

Editor: S. Edi Santosa

 

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post AdMedika dan Prodia Integrasikan ProdiaLink pada Aplikasi MyAdMedik@
Next Post 9 Hal yang Wajib Diketahui Nasabah saat Membeli Asuransi Kesehatan dan Jiwa

Member Login

or