Media Asuransi, JAKARTA – Investasi kini menjadi salah satu langkah penting dalam mengelola keuangan secara bijak. Namun, memulainya tidak bisa asal. Diperlukan pemahaman menyeluruh mengenai karakteristik aset, kondisi keuangan pribadi, serta tujuan keuangan jangka pendek maupun panjang.
Salah satu prinsip dasar yang perlu dipegang sebelum berinvestasi adalah memastikan bahwa dana yang digunakan merupakan uang dingin, yakni dana yang tidak digunakan untuk kebutuhan sehari-hari atau dalam waktu dekat. Dengan begitu, tekanan finansial dapat dihindari, bahkan saat investasi mengalami fluktuasi.
Dilansir laman OCBC, berikut ini tiga langkah penting yang bisa dijadikan panduan saat ingin mulai berinvestasi:
1. Tetapkan Tujuan dan Jangka Waktu
Langkah awal sebelum memulai investasi adalah menetapkan tujuan keuangan yang ingin dicapai. Sebagai contoh, apakah tujuan investasi tersebut untuk keperluan liburan, pembelian kendaraan, biaya pendidikan, pernikahan, atau persiapan masa pensiun?
|Baca juga: 5 Langkah Jitu Maksimalkan Cuan saat Berinvestasi di Reksa Dana
Tujuan keuangan akan menentukan jangka waktu investasi, apakah jangka pendek (kurang dari 1 tahun), jangka menengah (1–5 tahun), atau jangka panjang (lebih dari lima tahun).
Selain itu, tujuan tersebut juga akan membantu dalam menentukan jenis instrumen investasi yang sesuai. Sebagai ilustrasi, jika tujuan investasi adalah untuk berlibur pada tahun depan, maka reksa dana pasar uang atau emas dapat menjadi pilihan yang relatif aman.
Sebaliknya, apabila tujuan investasi adalah untuk masa pensiun dalam 10–20 tahun mendatang, maka instrumen saham dapat dipertimbangkan karena memiliki potensi imbal hasil yang lebih tinggi dalam jangka panjang.
2. Kenali Profil Risiko
Setiap individu memiliki tingkat toleransi risiko yang berbeda-beda. Oleh karena itu, penting untuk memahami karakteristik pribadi dalam menghadapi risiko investasi. Terdapat tiga tipe profil risiko, yaitu konservatif (cenderung menghindari risiko tinggi), moderat (bersedia mengambil risiko terbatas demi imbal hasil yang lebih baik), dan agresif (nyaman dengan fluktuasi nilai investasi).
Memahami profil risiko akan sangat membantu dalam memilih jenis investasi yang sesuai, serta memberikan ketenangan selama menjalani proses investasi. Misalnya, apabila seseorang mudah panik ketika nilai investasinya menurun, sebaiknya tidak langsung memilih instrumen saham, melainkan dapat memulai dari reksa dana pasar uang atau deposito yang lebih stabil.
3. Jaga Konsistensi
Setelah menetapkan tujuan dan memahami profil risiko, langkah selanjutnya adalah memulai aksi investasi. Tidak perlu menunggu memiliki dana dalam jumlah besar, karena investasi dapat dimulai dari nominal kecil, misalnya Rp10.000.
Salah satu kunci keberhasilan dalam berinvestasi adalah konsistensi. Lebih baik berinvestasi secara rutin setiap bulan, misalnya Rp100.000, daripada langsung dalam jumlah besar namun hanya sekali.
Dengan memulai dari nominal kecil, seseorang dapat belajar secara bertahap dan membentuk kebiasaan keuangan yang sehat. Seiring waktu, kepercayaan diri akan tumbuh sehingga dapat meningkatkan nominal investasi atau mencoba instrumen yang lebih kompleks.
Selain ketiga hal tersebut, penting pula untuk memahami kondisi kesehatan keuangan pribadi terlebih dahulu sebelum mulai berinvestasi. Dengan demikian, seseorang dapat mengetahui seberapa baik kondisi finansialnya dan menentukan jenis instrumen investasi yang paling sesuai.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News