Media Asuransi, JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kembali menegaskan komitmennya dalam meningkatkan literasi keuangan digital melalui kegiatan Digital Financial Literacy (DFL) yang diselenggarakan di Universitas Pendidikan Muhammadiyah Sorong, Papua Barat.
Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan OJK dalam mengembangkan inovasi teknologi di sektor keuangan dan mengedukasi masyarakat, khususnya kepada lebih dari 200 mahasiswa di Kota Sorong, Papua Barat dan sekitarnya mengenai pentingnya literasi keuangan digital.
Kegiatan DFL ini menjadi bagian dari program literasi tahunan OJK yang dirancang untuk menjawab tantangan rendahnya indeks literasi keuangan digital di tengah maraknya adopsi layanan keuangan berbasis teknologi.
|Baca juga: 5 Arti Penting Literasi Keuangan Digital untuk Masyarakat, Wajib Baca!
Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital, dan Aset Kripto OJK, Hasan Fawzi, mengatakan bahwa kehadiran teknologi seperti blockchain, artificial intelligence, dan big data telah menghadirkan berbagai peluang sekaligus tantangan baru dalam pengelolaan keuangan. Generasi muda, khususnya Gen Z, memiliki peran strategis sebagai katalis transformasi digital sektor keuangan Indonesia.
“Gen Z memiliki peran penting sebagai agen perubahan dan ujung tombak transformasi digital di Indonesia Timur. Literasi keuangan digital bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan mendasar untuk menghadapi ekosistem keuangan yang terus berkembang,” ujar Hasan dikutip dari keterangan resmi, Rabu, 28 Mei 2025.
Dia juga mengingatkan mahasiswa untuk bijak dalam mengelola keuangan digital dan mewaspadai potensi penipuan di era layanan keuangan berbasis teknologi. Menurutnyan bahwa saat ini angka penipuan di keuangan digital masih tinggi karena literasi keuangan masyarakat Indonesia juga masih tergolong rendah.
|Baca juga: OJK Meluncurkan OJK Infinity 2.0 untuk Dorong Inovasi Keuangan Digital
Data dari Indonesia Anti Scam Center (IASC) per Maret 2025 mencatat hampir 80.000 laporan penipuan keuangan dengan kerugian mencapai Rp1,7 triliun. Oleh karena itu, pemahaman mengenai legalitas, logika investasi, dan risiko harus menjadi dasar masyarakat sebelum memilih produk keuangan digital.
Lebih lanjut, Hasan menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi wujud nyata dari upaya OJK untuk menjangkau seluruh wilayah Indonesia, termasuk kawasan timur, guna memastikan bahwa transformasi digital di sektor keuangan dapat dioptimalisasi secara merata.
Dalam sambutannya, Wakil Rektor III Universitas Pendidikan Muhammadiyah Sorong, Aldilla Yulia Wiellys Sutikno, menyampaikan bahwa perubahan di sektor keuangan berjalan sangat cepat, bahkan lebih cepat dari perubahan regulasi hukum sehingga diperlukan edukasi kepada generasi muda sejak dini.
“Makanya, sebagai manusia yang tentu tidak mungkin tidak mengikuti perubahan itu. Salah satu caranya adalah dengan memberikan pemahaman, penyuluhan dan sosialisasi terkait dengan literasi keuangan yang pagi hari ini akan disampaikan oleh narasumber dari OJK. Terima kasih kepada OJK,” ujar Aldilla.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News