Media Asuransi, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan belum lama ini mengungkapkan penyebab harga kelapa yang makin mahal dan dikeluhkan pengusaha makanan berbasis kelapa karena menyebabkan biaya produksi kian mahal. Industri makanan di Indonesia sangat tergantung pada kelapa dan santan, mulai dari tukang nasi uduk, sarapan khas Indonesia, produsen biskuit, Warung Padang hingga pembuat kue tradisional. Bayangkan saja harga 1 butir kelapa yang biasanya Rp3.000 menjadi Rp25.000.
Zulkifli menyebut permintaan tinggi dari China akan santan sebagai bahan pembuatan kopi di kafe-kafe di sana. Menu Coconut Latte sedang digemari di China daratan dan santan dijadikan sebagai pengganti susu sapi.
|Baca juga: OJK Resmikan Ekspor Perdana Kopi di Sumatera Selatan
Sejak tahun 2022, tren minuman berbahan dasar kelapa mulai merebak di China. Salah satu minuman yang sukses mencuri perhatian masyarakat adalah Coconut Latte—kopi yang tidak menggunakan susu, melainkan santan sebagai pengganti. Inovasi ini dipopulerkan oleh Luckin Coffee, jaringan kedai kopi terbesar di China, dan ternyata menjadi hits besar hingga kini.
“Pertimbangan membuat Coconut Latte karena santan bisa mengurangi rasa pahit kopi yang banyak orang China tidak suka,” kata Zhou Weiming, SVP Luckin Coffee, dalam sebuah forum tahun lalu dikutip dari Momentum. Tidak heran jika sejak peluncurannya pada April 2021, Coconut Latte berhasil terjual lebih dari 100 juta cangkir hanya dalam tahun pertamanya dan hingga Januari 2025 lalu telah menjual lebih dari 1,2 miliar gelas Coconut Latte.
|Baca juga: GoTo Impact Foundation Dampingi Petani Malang Tingkatkan Produktivitas Kopi hingga 18%
Perusahaan ini juga telah berekspansi ke luar negeri, mendirikan toko Asia Tenggara pertamanya di Singapura pada April 2023 dan kemudian menambah jumlah gerainya di negara-kota tersebut menjadi 38. Perusahaan ini membuka dua toko pertamanya di Malaysia pada Januari ini dengan rencana untuk memiliki 200 gerai di sana dalam dua tahun ke depan. Namun, Luckin Coffee belum punya satu pun gerai di Indonesia, meskipun bekerja sama dengan Kepulauan Banggai.
Larisnya Coconut Latte di Tiongkok membuat Luckin Coffee menggandeng Indonesia sebagai mitra Utama pemasok kelapa. Pada Maret 2025, Luckin Coffee telah menjalin kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah, untuk memasok santan premium sebagai bahan utama dalam minuman Coconut Latte yang populer di pasar Asia.
Dikutip dari website resmi Pemerintah Kabupaten Banggai Kepulauan disebutkan kerja sama ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi Banggai Kepulauan, membuka peluang investasi dan lapangan kerja, serta memperkenalkan potensi ekonomi dan budaya daerah, kata Bupati Rusli Moidady.
Kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) di Hotel Swiss-Belinn Luwuk Banggai, yang dihadiri oleh jajaran pejabat daerah dan perwakilan Luckin Coffee. Bupati Rusli Moidady menyampaikan rasa syukur atas terjalinnya kerja sama ini, yang diyakini akan memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi Banggai Kepulauan. Ia juga berharap kerja sama ini akan membuka lapangan kerja bagi masyarakat lokal dan menciptakan peluang usaha baru, kata Bupati Rusli Moidady.
Selain itu, Direktur Senior Pusat Rantai Pasokan Luckin Coffee, Shan Li, juga menyampaikan sambutan dalam acara penandatanganan MoU ini. Dalam sambutannya, ia menyampaikan bahwa Luckin Coffee melihat potensi besar dalam kerjsama ini, terutama karena Banggai Kepulauan memiliki sumber daya kelapa yang berkualitas tinggi. Dengan kerja sama ini, Luckin Coffee berharap dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas bahan baku Coconut Latte, serta memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat Banggai Kepulauan.
Editor: Irdiya Setiawan
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News