1
1

Gen Z Dominasi Pasar Modal Syariah, OJK: Kita Garap Jadi Investor Potensial

Ilustrasi. | Foto: Freepik

Media Asuransi, JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyoroti rendahnya tingkat literasi dan inklusi keuangan syariah di Indonesia yang ke depan diharapkan bisa dioptimalkan melalui kolaborasi antara pemangku kepentingan. Tak ditampik, industri syariah di Tanah Air masih banyak Pekerjaan Rumah (PR) yang harus dikerjakan.

“Kenapa? Karena survei yang telah dilakukan selama 2024, tingkat literasi untuk keuangan syariah baru mencapai kurang lebih sekitar 43 persen. Sementara inklusinya juga sangat rendah yaitu berkisar 13 persen,” kata Kepala Direktorat Pengembangan Pasar Modal dan Pasar Modal Syariah OJK Evy Junita, dalam Sharia Investment Week (SIW) 2025, Kamis, 19 Juni 2025.

|Baca juga: Syariah Investment Week 2025 Dibuka, Bos BEI: Di Sini yang Diputar Mission Possible

Apabila dibandingkan dengan literasi dan inklusi keuangan konvensional, lanjutnya, terlihat selisihnya cukup jauh dari syariah. “Jadi memang kami sangat mengharapkan seluruh pemangku kepentingan, kemudian industri dan pelaku sama-sama berkolaborasi secara intensif untuk bersinergi dan memberikan inovasi terbaiknya terkait produk dan pelayanan syariah,” ucapnya.

Kendati demikian, lanjutnya, Indonesia patut berbangga karena saat ini pasar modal syariah mempunyai struktur permodalan yang kuat. Hal itu didukung oleh populasi Muslim yang besar. Besarnya jumlah tersebut menjadi salah satu potensi untuk penambahan calon investor untuk nantinya digarap di pasar modal syariah.

“Meskipun kita tidak menafikan bahwa di luar sana, di luar yang bukan Muslim pun minat atau keinginan mereka untuk masuk dalam produk syariah sedemikian besar,” klaimnya.

|Baca juga: BI Desak Perbankan Segera Turunkan Suku Bunga Kredit Demi Dorong Ekonomi RI

|Baca juga: PLN Rombak Jajaran Direksi dan Komisaris, Ini Daftar Lengkapnya!

Lebih lanjut, ia melihat terdapat perkembangan cukup signifikan bahwa jumlah investor yang tergabung dalam pasar modal syariah saat ini didominasi oleh Gen Z. Investor di generasi ini berusia kurang lebih masih berkisar 30 tahun yang artinya patut diapresiasi dan dijaga.

“Artinya mereka-mereka yang masih memiliki usia cukup muda, memiliki kemampuan untuk bisa berinvestasi di pasar modal. Nah tentunya yang akan kita garap sepenuhnya menjadi investor potensial bagi pasar modal. Yang kedua kita juga melihat Indonesia atau pasar modal syariah kita sudah memiliki produk dan infrastruktur yang sangat mendukung,” pungkasnya.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post IHSG Anjlok Seiring Situasi Timteng Makin Panas
Next Post Satgas Pasti Blokir 507 Aktivitas dan Entitas Keuangan Ilegal

Member Login

or