Media Asuransi, JAKARTA – Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana mengapresiasi peresmian KEK (Kawasan Ekonomi Khusus) Sanur dan Bali International Hospital di Sanur, Bali, yang akan memperkuat potensi wisata kesehatan (wellness tourism) di Indonesia.
|Baca juga: Wellness Tourism Unggulan Indonesia di Osaka World Expo 2025
Menteri Pariwisata Widiyanti Putri, yang turut hadir dalam peresmian KEK Sanur dan Bali International Hospital oleh Presiden Prabowo Subianto di Sanur, Bali, Rabu kemarin, mengatakan bahwa kehadiran KEK Sanur dan Bali International Hospital mampu mengakselerasi pengembangan wisata kesehatan di Indonesia.
“Peresmian ini sesuai dengan skema pengembangan pariwisata kesehatan yang bertumpu pada pemanfaatan fasilitas layanan kesehatan yang sudah mendapatkan registrasi, sertifikasi dan akreditasi dari menteri kesehatan, akreditasi internasional, maupun berdasarkan katalog wisata kesehatan yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan RI sebagai pilot project untuk dapat memberikan pelayanan wisata medis maupun wisata kebugaran dan herbal,” kata Menteri Pariwisata Widiyanti dalam keterangannya, Kamis 26 Juni 2025.
|Baca juga: Menpar Widiyanti Cek Kesiapan TMII Sambut Libur Sekolah
KEK Sanur merupakan pengembangan PT Aviasi Pariwisata Indonesia (InJourney), Persero, di bawah pengelolaan Danantara Indonesia. Berdiri di atas lahan seluas 41,6 hektare, KEK Sanur mengintegrasikan rumah sakit, akomodasi, pusat konvensi, dan ruang pemulihan berbasis budaya lokal, yang akan menjadikan kawasan ini sebagai World-Class Health and Wellness Destination.
Kehadiran KEK Kesehatan dan Bali International Hospital di Sanur ini, lanjut Widiyanti, diharapkan dapat mengembangkan ekosistem wisata kesehatan yang mendukung pengalaman pasien yang paripurna, mulai dari proses awal tindakan sampai dengan pasien sembuh.
Sebab, selain hadir di salah satu destinasi wisata terkemuka di Indonesia, rumah sakit internasional ini melayani beberapa Center of Excellence (CoE), antara lain: cardiology, oncology, neurology, gastro-hepatology, orthopedic, medical check-up, fertility, stem cell & tissue bank, aesthetic/plastic surgery, geriatric, dan alternative medicine.
“Terintegrasinya fasilitas kesehatan dan fasilitas pariwisata juga menjadi salah satu quick win yang diharapkan. Untuk itu, diimbau agar masing-masing daerah dapat membentuk entitas bisnis kolaboratif berupa badan atau dewan yang nantinya dapat berperan dalam mengoordinasikan ekosistem pariwisata kesehatan masing-masing, serta mengadvokasi kebijakan-kebijakan strategis kepada pemerintah pusat,” katanya.
Editor: Irdiya Setiawan
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News