Media Asuransi, JAKARTA – IFG Progress menyatakan alokasi investasi di industri asuransi umum didominasi oleh instrumen obligasi. Alokasinya mencapai 48 persen dari total aset investasi atau setara dengan Rp59,6 triliun di kuartal I/2025.
Melansir hasil riset IFG Progress, Selasa, 1 Juli 2025, tren peningkatan alokasi ke obligasi telah berlanjut sejak masa pandemi covid-19. Hal ini mencerminkan strategi investasi yang lebih konservatif dan berfokus pada kestabilan imbal hasil.
|Baca juga: Pendapatan Underwriting Topang Bisnis Industri Asuransi Umum di Kuartal I/2025
Selain itu, alokasi investasi terbesar kedua berada pada deposito berjangka atau time deposit sebesar 20 persen, kemudian diikuti oleh reksa dana sebesar 17 persen dari total aset investasi.
Pada dasarnya, pola alokasi ini berdasarkan karakteristik liabilitas asuransi umum yang cenderung berjangka pendek, sehingga dibutuhkan instrumen investasi dengan likuiditas tinggi dan risiko rendah.
Sementara hasil investasi industri asuransi umum relatif stabil atau terjaga, meskipun mengalami penurunan tipis pada kuartal I/2025 dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Hasil investasi tercatat sebesar Rp1,9 triliun atau turun 1,7 persen (yoy).
|Baca juga: AAJI Belum Bisa Ukur Dampak Penerapan Co-Payment terhadap Penurunan Inflasi Medis
|Baca juga: Prabowo: Indonesia Siap Capai Swasembada Energi dalam 5 Tahun
Lebih lanjut, kestabilan ini didukung oleh minimnya eksposur terhadap instrumen saham yang konsisten berada di bawah 10 persen dari total portofolio investasi. Selain itu, alokasi pada saham hanya sekitar empat persen.
IFG Progress menambahkan strategi investasi yang terfokus pada instrumen pendapatan tetap dan jangka pendek terbukti efektif dalam menjaga stabilitas kinerja investasi, sekaligus membantu memitigasi risiko volatilitas pasar di tengah kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya pulih.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News