Media Asuransi, GLOBAL – Warga Singapura kini tidak lagi mengejar umur panjang. Sebagian besar lebih memilih hidup sehat, aktif, dan punya makna. Survei Manulife Asia Care 2025 menyebutkan hanya enam persen dari 1.021 responden yang mengatakan ingin hidup lebih lama.
Dilansir dari Insurance Asia, Rabu, 2 Juli 2025, sebaliknya 24 persen responden menyebut keinginan utama mereka di masa tua adalah tetap aktif dan bisa menikmati hidup. Sebanyak 43 persen bahkan menekankan pentingnya menghindari sakit kronis dalam waktu lama. Angka ini jauh di atas rata-rata kawasan Asia yang hanya 31 persen.
|Baca juga: Pesona Asuransi Satelit Meroket, IFG Progress: Tumbuh 1.956% di Kuartal I/2025
|Baca juga: Alokasi Investasi Industri Asuransi Umum Didominasi Obligasi, Tembus Rp59,6 Triliun di Kuartal I/2025
Namun, harapan untuk menua dengan sehat dan mandiri belum sepenuhnya didukung oleh kesiapan keuangan. Hanya 21 persen responden yang merasa bisa hidup mandiri saat pensiun. Sementara 35 persen masih mengandalkan tabungan tunai dan 22 persen bergantung pada skema pensiun seperti CPF.
Investasi properti jadi alternatif, meski baru dimanfaatkan oleh 19 persen responden. Di sisi lain, beban keluarga juga menjadi tantangan. Sebanyak 65 persen responden masih membantu keuangan orang tua mereka, bahkan sepertiga di antaranya menanggung lebih dari separuh pengeluaran orang tua.
Untuk bertahan, 45 persen responden berencana menggunakan tabungan pensiun pribadi dan 44 persen menyatakan akan terus bekerja selama masih mampu. Hal ini menunjukkan cita-cita pensiun mandiri masih sulit dicapai.
|Baca juga: Pendapatan Underwriting Topang Bisnis Industri Asuransi Umum di Kuartal I/2025
|Baca juga: Asuransi Properti dan Kendaraan Bermotor Dominasi Pendapatan Premi di Kuartal I/2025
Kesadaran akan pentingnya diversifikasi keuangan pun meningkat. Dari responden yang belum siap secara finansial, 51 persen menyadari perlunya mengalihkan dana dari tabungan tunai ke instrumen yang lebih produktif. Sebanyak 58 persen tertarik menginvestasikan uang nganggur ke aset yang bisa menghasilkan pendapatan.
Meski menyadari pentingnya perlindungan, banyak warga Singapura yang belum memiliki asuransi. Sebanyak 70 persen percaya asuransi memberi ketenangan saat pensiun dan 52 persen merasa asuransi bermanfaat bagi kesehatan. Namun hanya 35 persen yang punya asuransi penyakit kritis dan 30 persen menyatakan tidak akan membeli asuransi dalam dua tahun ke depan.
|Baca juga: Kesehatan Keuangan Industri Asuransi Umum Terpantau Kuat di Kuartal I/2025
|Baca juga: IFG Progress: Kinerja Industri Asuransi Umum Tertekan di Kuartal I/2025
Soal kesehatan, warga Singapura memperkirakan mulai menghadapi masalah serius di usia 66,5 tahun, sementara harapan hidup mereka mencapai 79 tahun. Artinya, mereka berpotensi menghabiskan lebih dari 10 tahun hidup dengan penyakit seperti kanker, Alzheimer, dan stroke yang dianggap paling menakutkan dan sulit dicegah.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News