1
1

IFG Life Beberkan Alasan Kenapa Perlu Proteksi Kehidupan Sejak Dini

Gedung IFG Life. | Foto: IFG Life

Media Asuransi, JAKARTA – Di tengah naiknya biaya kesehatan dan tekanan ekonomi global, gaya hidup sehat kian diminati. Hal itu mulai dari rutin berolahraga, konsumsi makanan organik, hingga praktik mindfulness.

Laporan dari McKinsey mengatakan Gen Z dan milenial bahkan menyumbang 41 persen belanja global di sektor wellness, menunjukkan kepedulian tinggi terhadap kesehatan dan kualitas hidup. Melihat tren ini, PT Asuransi Jiwa IFG (IFG Life) mendorong masyarakat untuk tidak hanya hidup sehat, tapi juga lebih sadar risiko melalui perlindungan yang menyeluruh.

|Baca juga: Pesona Asuransi Satelit Meroket, IFG Progress: Tumbuh 1.956% di Kuartal I/2025

|Baca juga: Alokasi Investasi Industri Asuransi Umum Didominasi Obligasi, Tembus Rp59,6 Triliun di Kuartal I/2025

Direktur Bisnis Individu IFG Life Fabiola Noralita mengungkapkan hidup sehat dan aman secara finansial adalah hak setiap orang. IFG Life berkomitmen untuk menjawab tantangan tersebut dengan menghadirkan solusi proteksi yang inovatif, mudah diakses, dan selaras dengan kondisi finansial masyarakat masa kini.

“Karena dengan perlindungan jiwa dan kesehatan yang tepat, setiap individu dapat melangkah lebih percaya diri menuju hidup yang tenang, produktif, dan bermakna,” ujar Fabiola Noralita, dikutip dari keterangan tertulisnya, Rabu, 2 Juli 2025.

Berikut lima alasan kuat mengapa proteksi kehidupan layak menjadi bagian dari prioritas hidup kamu:

1. Biaya kesehatan semakin mahal setiap tahun

Berdasarkan publikasi Health Trends 2025 yang dirilis oleh Mercer Marsh Benefits, inflasi medis Indonesia diproyeksikan mencapai 19 persen pada 2025, naik dari 17,9 persen pada 2024. Angka ini jauh melampaui inflasi umum dan menimbulkan kekhawatiran di tengah masyarakat, terlebih dalam situasi ekonomi yang belum sepenuhnya stabil.

|Baca juga: Pendapatan Underwriting Topang Bisnis Industri Asuransi Umum di Kuartal I/2025

|Baca juga: Asuransi Properti dan Kendaraan Bermotor Dominasi Pendapatan Premi di Kuartal I/2025

Tanpa perlindungan yang memadai, biaya pengobatan penyakit serius dapat mencapai ratusan juta rupiah, angka yang bisa menggerus tabungan dalam sekejap. Ini mengapa proteksi kehidupan penting sebagai jaring pengaman keuangan dari risiko kesehatan yang datang tiba-tiba.

2. Semakin untung jika mulai dari sekarang

Semakin muda dan sehat saat membeli polis, semakin ringan premi yang dibayar. Asuransi bersifat proaktif, bukan reaktif, karena manfaat maksimal hanya bisa diraih jika dimulai sebelum risiko datang.

3. Gaya hidup sehat tidak menjamin 100 persen terhindar dari risiko

Tidak jarang kita dikejutkan oleh kabar duka dari kerabat yang meninggal akibat serangan jantung, meskipun selama hidup mereka dikenal menjalani gaya hidup sehat. Hal ini menjadi pengingat bahwa menjaga pola makan, rutin berolahraga, dan menghindari kebiasaan buruk memang penting untuk kesehatan, namun tidak sepenuhnya menghilangkan risiko penyakit kritis.

Faktor-faktor seperti riwayat keluarga, usia, dan genetika tetap memainkan peran besar dalam menentukan kemungkinan seseorang mengalami penyakit kronis. Tak jarang, orang yang merasa sehat mendadak harus menghadapi tagihan medis dalam jumlah besar akibat kondisi darurat yang datang tiba-tiba. Dalam situasi seperti ini, memiliki proteksi kehidupan bisa menjadi pembeda antara kestabilan dan krisis finansial.

4. Melindungi masa depan finansial diri dan keluarga

Kehilangan penghasilan akibat sakit, kecelakaan, atau bahkan kematian mendadak bukan hanya berdampak pada individu, tapi juga pada orang-orang terdekat. Tanpa perlindungan finansial, beban ekonomi ini cenderung berpindah ke pasangan, anak, atau orang tua, yang mungkin tidak siap secara materi maupun mental.

|Baca juga: Kesehatan Keuangan Industri Asuransi Umum Terpantau Kuat di Kuartal I/2025

|Baca juga: IFG Progress: Kinerja Industri Asuransi Umum Tertekan di Kuartal I/2025

Di Indonesia, sistem jaminan sosial masih terbatas cakupannya, membuat risiko ini menjadi jauh lebih besar.

5. Bagian dari strategi keuangan jangka panjang

Di era literasi keuangan yang semakin berkembang, terutama di kalangan usia produktif, perencanaan finansial kini dipahami bukan hanya soal menabung atau berinvestasi demi keuntungan, tapi juga soal mengelola risiko.

Sayangnya, literasi asuransi di Indonesia masih rendah (31,7 persen) dengan inklusi hanya 16,6 persen, jauh di bawah sektor perbankan. Artinya, sebagian besar masyarakat belum memiliki proteksi kehidupan dan siap menghadapi risiko seperti sakit kritis, kecelakaan, atau kehilangan penghasilan.

Dalam konteks ini, proteksi kehidupan menjadi elemen penting dalam strategi keuangan jangka panjang. Asuransi bukan instrumen untuk menambah uang, melainkan bentuk investasi jangka panjang untuk menjaga kestabilan finansial dan kesehatan. Ibarat pagar pelindung, mungkin tidak terasa manfaatnya setiap hari, tapi akan sangat berarti saat risiko datang menghampiri.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Premi Astra Life Konsisten Tumbuh di Atas Pencapaian Industri
Next Post Legislator: Co-Payment Bisa Berdampak Negatif Jika Tidak Disertai Edukasi Masif

Member Login

or