1
1

Kinerja Manufaktur ASEAN pada Juni 2025 Kembali Turun

Aktifitas di dalam pabrik perakitan kendaraan. | Foto: freepick

Media Asuransi, JAKARTA – Sektor manufaktur ASEAN menunjukkan kontraksi pada awal triwulan kedua, dan pada bulan-bulan berikutnya menunjukkan tanda-tanda kontraksi lebih lanjut.

Bahkan, bulan Juni menandai penurunan kondisi sektor paling signifikan sejak bulan Agustus 2021. Penurunan tajam pada permintaan baru dibarengi dengan pengurangan tenaga kerja dan aktivitas pembelian.

Meski produksi juga turun, tetapi hanya pada kisaran marginal. Lebih lanjut, meski optimisme tentang potensi output pada tahun mendatang masih kuat, namun kepercayaan diri turun sejak bulan Mei dan secara historis rendah.

|Baca juga: PMI Manufaktur Indonesia Lanjutkan Penurunan, Terendah Sejak Agustus 2021

Hal ini menunjukkan kinerja sektor manufaktur masih lesu. Purchasing Managers’ Index™ (PMI® ) Manufaktur ASEAN dari S&P Global tercatat di bawah 50,0 selama tiga bulan berturut-turut pada bulan Juni. Di angka 48,6 turun dari 49,2 pada bulan Mei, indeks menunjukkan penurunan kondisi operasional pada tingkat sedang namun tergolong tinggi sejak bulan Agustus 2021.

Permintaan baru dan output masih di wilayah kontraksi sejak bulan April. Angka terkini mengungkapkan penurunan tajam pada permintaan baru untuk produsen ASEAN, menandai penurunan signifikan sejak bulan Agustus 2021.

|Baca juga: Kinerja Manufaktur ASEAN Lanjutkan Penurunan pada Mei

Kondisi permintaan baru secara umum kembali terhambat oleh penurunan permintaan asing atas barang produksi ASEAN yang terus menurun. Bahkan, tingkat penurunan penjualan ekspor baru cukup solid dan paling besar dalam delapan bulan. Sementara itu, penurunan produksi masih rendah dengan tingkat penurunan konsisten dengan data pada bulan Mei.

Perusahaan manufaktur di seluruh ASEAN menyesuaikan pembelian input dan tenaga kerja sejalan dengan penurunan permintaan. Keduanya mencatat kontraksi tajam dengan jumlah penggajian berkurang.

|Baca juga: APBN 2024 Diklaim Berhasil Hadapi Gejolak Global dengan Tangguh

Kinerja sektor manufaktur ASEAN terkini diperparah oleh tekanan inflasi yang masih lemah secara historis. Tingkat inflasi harga input terus mereda sejak bulan Mei, menunjukkan kenaikan tingkat sedang pada beban biaya yaitu yang paling lambat hanya dalam lima tahun. Meski laju inflasi biaya mengalami percepatan pada bulan ini, produsen menaikkan harga pada kisaran rendah.

Sementara produsen barang optimistis tentang peningkatan output pada tahun mendatang, tingkat optimisme secara keseluruhan turun dan secara historis rendah. Tingkat optimisme saat ini adalah yang terendah kedua sejak bulan Juli 2020, menunjukkan kinerja sektor manufaktur mendatang yang masih rendah.

Menanggapi data PMI Manufaktur ASEAN, Maryam Baluch, Ekonom S&P Global Market Intelligence menyampaikan sektor manufaktur ASEAN mengakhiri semester pertama tahun ini dengan catatan kurang baik, indeks headline turun ke posisi terendah dalam 46 bulan.

“Produksi terus mengalami kontraksi, pesanan baru, aktivitas pembelian, dan ketenagakerjaan turun tajam,” katanya dalam keterangan resmi dikutip, Rabu, 2 Juli 2025.

Meski berkurangnya tekanan inflasi mungkin sebagian membantu sektor memulihkan penjualan, sambung dia, tetapi penurunan saat ini berasal dari ketegangan internasional dan ketentuan tarif menambah ketidakpastian tentang potensi tahun mendatang.

Editor: Achmad Aris

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Nindya Karya Diganjar Peringkat idA- dengan Prospek Stabil
Next Post Bank Pan Indonesia (PNBN) Bagi-Bagi Dividen Tunai Rp1,01 Triliun

Member Login

or