Media Asuransi, JAKARTA — Kinerja pembiayaan kendaraan bermotor oleh perusahaan pembiayaan (multifinance) terus menunjukkan tren positif hingga Mei 2025. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), total pembiayaan kendaraan bermotor mencapai Rp408,37 triliun, tumbuh 1,95 persen secara tahunan (yoy).
Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, LKM, dan Lembaga Jasa Keuangan (LJK) Lainnya OJK Agusman menyampaikan pembiayaan kendaraan masih mendominasi portofolio industri multifinance.
|Baca juga: OJK Pelototi 6 Perusahaan Asuransi dan Reasuransi yang Bermasalah, Masuk Pengawasan Khusus?
|Baca juga: Profil Ari Yanuanto Asah, Plt Dirut Allo Bank (BBHI) yang Gantikan Indra Utoyo
“Penyaluran kendaraan bermotor ini memiliki porsi 76,85 persen dari total penyaluran pembiayaan industri multifinance,” ujar Agusman dalam keterangan resmi yang dikutip Selasa, 15 Juli 2025.
Dari sisi jenis kendaraan, pembiayaan untuk kendaraan baru menyumbang porsi paling besar yakni 44,07 persen dari total pembiayaan. Namun, nilainya justru mengalami sedikit kontraksi sebesar 0,24 persen yoy menjadi Rp234,18 triliun. Di sisi lain, pembiayaan kendaraan bekas justru mencatat pertumbuhan yang cukup signifikan.
“Penyaluran kendaraan bermotor bekas per Mei 2025 memiliki porsi sebesar 22,12 persen dengan nilai outstanding piutang meningkat sebesar 10,00 persen yoy menjadi Rp117,55 triliun,” ujar Agusman.
|Baca juga: Pembiayaan Korporasi Bank Mega Syariah Tumbuh 30% hingga Juni 2025
|Baca juga: Berikut Poin Penting yang Dinilai Wajib Muncul di POJK Ekosistem Asuransi Kesehatan
Sementara itu, tren pembiayaan kendaraan listrik juga terus menunjukkan geliat meskipun porsinya masih relatif kecil. Agusman menyebutkan per Mei 2025, penyaluran pembiayaan kendaraan listrik memiliki porsi sebesar 3,40 persen dengan nilai outstanding piutang yang meningkat 2,03 persen secara bulanan (mtm) menjadi Rp18,07 triliun.
Dengan pencapaian ini, OJK memperkirakan kinerja pembiayaan kendaraan bermotor akan tetap stabil hingga akhir tahun, seiring dengan pemulihan daya beli masyarakat dan dorongan kebijakan ramah lingkungan.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News