1
1

Halodoc Perkenalkan AIDA: AI Doctor Assistant untuk Memberdayakan Layanan Kesehatan dan Dokter Indonesia

Ketua Umum PB IDI, dokter Slamet Budiarto (kiri) dan Managing Director Halodoc, Ardhitya Rinaldo (kanan) dalam silaturahmi dan syukuran bersama mitra dokter serta IDI pada acara AIDA: Empowering Care, Celebrating Independence. | Foto: Halodoc

Media Asuransi, JAKARTA – Masih dalam semangat Hari Kemerdekaan ke-80 RI yang mengajarkan arti persatuan, kerja sama, dan keberanian untuk melangkah maju, Halodoc menggelar acara silaturahmi dan syukuran bersama ratusan mitra dokter serta Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dokter Slamet Budiarto, dan tim secara hybrid.

Dalam kesempatan ini, Halodoc memperkenalkan inovasi terbaru, AIDA (AI Doctor Assistant). Sebagai bagian dari komitmen untuk memajukan layanan kesehatan berbasis teknologi, Halodoc mengedepankan prinsip bahwa AI hadir sebagai alat pendamping yang memperkuat peran tenaga kesehatan profesional, bukan menggantikannya.

Hal ini juga sejalan dengan panduan WHO yang menekankan pentingnya privasi data, tata kelola etis, dan keadilan sebagai fondasi utama penggunaan AI di layanan kesehatan. AI di Halodoc dirancang untuk memperluas kemampuan tenaga kesehatan profesional, sehingga mereka dapat terus memusatkan perhatian pada hal yang paling penting, yaitu layanan kesehatan berkualitas dan berkelanjutan untuk pasien.

|Baca juga: Halodoc Perbarui Sertifikasi ISO Keamanan dan Privasi, Wujud Komitmen Pelindungan Data Pribadi Pengguna

Managing Director Halodoc, Ardhitya Rinaldo, menyampaikan bahwa teknologi, dedikasi pada pelayanan kesehatan, dan semangat kolaborasi adalah jembatan menuju Indonesia yang lebih sehat. Sejak berdiri, Halodoc konsisten menghadirkan teknologi untuk mempermudah akses dan meningkatkan kualitas layanan kesehatan.

“Mulai dari layanan telemedicine yang memfasilitasi pasien berkonsultasi dengan lebih dari 20.000 dokter berlisensi di lintas pulau, mengintegrasikan pengguna, tenaga kesehatan, apotek, rumah sakit, dan asuransi dalam satu platform, hingga partisipasi aktif dalam program vaksinasi nasional, skrining kesehatan, dan Continuing Medical Education (CME) melalui Halodoc Academy,” kata Ardhitya dalam keterangan resmi, Jumat, 22 Agustus 2025.

AIDA dibangun dengan filosofi doctor first dan berada di bawah pengawasan Board of Medical Excellence Halodoc. Tim dokter ini akan mengawasi, memonitor dan mengevaluasi seluruh layanan kesehatan ekosistem Halodoc, termasuk penerapan awal teknologi AI di Halodoc.

|Baca juga: Halodoc Buka Suara Usai Lakukan PHK pada Sejumlah Karyawan

Hasil evaluasinya terdapat lebih dari 80 persen mitra dokter telah merasakan manfaatnya, terutama dalam menyelesaikan pekerjaan repetitif atau administratif, sehingga mereka dapat lebih fokus pada pengambilan keputusan klinis dengan dukungan data yang lebih akurat. Pada penerapan awal ini juga, AIDA mencapai tingkat ketepatan hingga 93 persen, yang menegaskan perannya sebagai pendamping terpercaya bagi dokter dalam meningkatkan kualitas layanan kesehatan.

Privasi dan keamanan data tetap menjadi prioritas utama dalam perjalanan ini. Setiap interaksi dengan AI dijalankan dalam kerangka tata kelola data yang ketat, sesuai dengan aturan perlindungan data kesehatan yang berlaku.

Teknologi ini tidak akan pernah menggantikan peran dokter. Namun akan memperkuat, memperluas, dan memberi mitra dokter lebih banyak ruang untuk mendengar, memahami, dan merawat pasien dengan hati.

|Baca juga: AdMedika Hadirkan Integrasi SIM Healthical dan AdKes untuk Solusi Digitalisasi Kesehatan

“AIDA juga bukan proyek sekali jadi. Dia akan terus belajar, berkembang, dan beradaptasi, selalu dengan tujuan yang sama: memperkuat peran dokter dalam memberikan pelayanan terbaik bagi pasien,” jelas Ardhitya.

Kini, Halodoc melangkah ke babak selanjutnya dengan AIDA, teknologi AI inovatif yang dirancang sebagai pendamping terpercaya para dokter dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, dengan detail:

– Memberikan akses praktis ke pengetahuan medis yang teruji secara ilmiah (berbasis bukti).
– Mempercepat alur kerja klinis.
– Memungkinkan dokter fokus pada layanan berkualitas dan berkelanjutan dan interaksi langsung dengan pasien.

“AIDA adalah alat pendukung yang tidak akan menggantikan peran dokter, tetapi memberdayakan kemampuan mereka untuk memberikan pelayanan kesehatan yang sudah baik menjadi semakin baik lagi bagi pasien. Fokus kami adalah memastikan teknologi hadir sebagai pendamping terpercaya, dengan jaminan keamanan data, privasi pasien, dan integritas klinis yang selama ini menjadi pondasi Halodoc,” tegas Ardhitya.

|Baca juga: Tips Menjaga Keamanan Data Pribadi di Era Digital

Halodoc menegaskan bahwa posisi perusahaan adalah sebagai mitra teknologi bagi layanan kesehatan di Indonesia, dengan setiap inovasi selalu selaras dengan kebutuhan dan praktik medis di lapangan.

Ketua Umum PB IDI 2025-2028, dokter Slamet Budiarto, berbagi pandangan mengenai kemajuan dunia kedokteran di Indonesia dan sinergi antara profesi medis dan teknologi. “Sebagai organisasi profesi, IDI mendukung setiap kemajuan teknologi yang berkaitan dengan kedokteran, baik dalam pelayanan tatap muka maupun online,” jelasnya.

Dia tambahkan, ke depan, perkembangan AI akan semakin cepat, namun dalam kedokteran tetap ada koridor-koridor yang harus dijaga. Untuk itu, IDI telah merumuskan kode etik dalam menjembatani pemanfaatan teknologi di dunia medis.

“Kami juga mengapresiasi Halodoc yang selama sembilan tahun hadir sebagai layanan kesehatan digital terbesar di Indonesia. IDI percaya, kerja sama yang baik antara profesi medis dan inovasi digital akan memberikan dampak positif bagi masyarakat,” jelasnya.

Ardhitya menambahkan, dengan semangat Empowering Care, Celebrating Independence, Halodoc berharap AIDA dapat menjadi langkah awal yang nyata dalam mendukung para tenaga kesehatan profesional, khususnya dokter di Indonesia, menghadapi tantangan layanan kesehatan masa kini dan masa depan.

“Halodoc juga mengundang semua pihak untuk terus melangkah bersama, mendukung sinergi dan inovasi demi menghadirkan masa depan layanan kesehatan yang lebih inklusif dan bermakna bagi seluruh masyarakat Indonesia,” jelasnya.

Editor: S. Edi Santosa

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Howden Pacific: 70% Bisnis di Australia Alami Underinsurance
Next Post BEI Jatuhkan Sanksi ke Asuransi Ramayana (ASRM), Ada Apa?

Member Login

or