Media Asuransi, JAKARTA – Sebuah startup bidang teknologi kesehatan, Halodoc, melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) masal terhadap 350 karyawannya. PHK tersebut disebut terjadi akibat adanya kondisi makroekonomi, politik dan geopilitik.
VP Government Relations & Corporate Affairs Halodoc, Adeline Hindarto mengataan, perubahan yang saat ini terjadi baik itu di global atau pun domestik, mengharuskan seluruh pelaku bisnis untuk terus beradaptasi, mengevaluasi strategi bisnis secara berkala, hingga bertransformasi demi memastikan strategi terbaik untuk menghadapi dinamika industri.
“Menghadapi iklim industri saat ini, kami perlu menyiapkan organisasi yang tanggap dengan perubahan masa depan (future fit organisation), dan untuk itu, perusahaan harus melakukan rightsizing,” ungkap Adeline.
|Baca juga: Astra Tambah Investasi di Halodoc
Adeline mengatakan, bahwa langkah yang dilakukan perusahaan tentu bukanlah keputusan yang mudah, namun hal itu dilakukan untuk memastikan perusahaan tetap dapat bertumbuh secara berkelanjutan.
“Dalam prosesnya, pemenuhan hak-hak karyawan sesuai peraturan dan hukum yang berlaku merupakan prioritas utama kami,” jelas Adeline.
Halodoc juga memastikan bahwa setiap karyawan yang terdampak memiliki perlindungan kesehatan hingga bulan Desember 2024.
Adeline menegaskan kembali, bahwa transformasi yang perusahaan putuskan, dilakukan dengan pertimbangan matang, demi menjaga relevansi dan keberlanjutan perusahaan di masa mendatang.
“Kedepannya, Halodoc akan terus fokus untuk meningkatkan layanan dan memperluas akses layanan kesehatan bagi masyarakat, dengan berorientasi pada produktivitas, agility dan keberlangsungan bisnis jangka panjang,” pungkas Adeline.
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News