Media Asuransi, JAKARTA – UOB Indonesia menganugerahkan penghargaan 15th UOB Painting of the Year (POY) (Indonesia) dari kategori Perupa Profesional kepada Eddy Susanto atas lukisannya yang berjudul ‘Kuasa dalam Setara‘.
Perupa berusia 50 tahun asal Yogyakarta ini menggambarkan eksplorasi sejarah dan budaya akan pemahaman identitas pria dan wanita di atas kulit lembu transparan, lembaran akrilik, dan pena gambar.
|Baca juga: Jelang Rights Issue, GMF Aero Asia Buka-bukaan soal Inbreng Lahan Rp5,6 Triliun
|Baca juga: 4 Rekomendasi Saham yang Berpotensi Bikin Dompetmu Kian Tebal Hari Ini
Terinspirasi oleh ukiran vanitas karya Willem Isaacsz van Swanenburg pada 1608 dan teks filsafat Jawa Serat Sastrajendra Hayuningrat, karya seni ini memadukan alegori visual Eropa dengan kosmologi Jawa untuk mendalami bagaimana kekuasaan, kesetaraan, dan identitas saling terkait melalui lensa budaya dan sejarah.
Presiden Direktur UOB Indonesia Hendra Gunawan memberikan selamat kepada Eddy Susanto yang telah memenangkan penghargaan tertinggi kompetisi UOB POY ke-15 di Indonesia. Pihaknya bangga UOB POY, di tahun ke-15 di Indonesia, senantiasa mendukung perkembangan seni kontemporer di Indonesia dan di kawasan regional.
Dengan menyediakan wadah bagi para perupa untuk menunjukkan kreativitas mereka, tambahnya, UOB ingin mengundang para perupa untuk berdialog bermakna dan merayakan ekspresi budaya.
“‘Kuasa dalam Setara‘ merefleksikan kualitas dan kedalaman karya yang terinspirasi oleh kompetisi ini, yang mencerminkan bagaimana seni dapat menantang perspektif, menghubungkan tradisi, dan memperkaya pemahaman kita tentang masyarakat,” kata Hendra, dikutip dari keterangan tertulisnya, Kamis, 16 Oktober 2025.
|Baca juga: Airlangga: Generasi Muda Punya Peran Strategis untuk Perkuat Daya Saing RI
|Baca juga: Perkuat Penetrasi Keuangan Syariah, Bisnis Kustodian BSI (BRIS) Tumbuh 34%
Eddy mengatakan karyanya merefleksikan bagaimana sejarah dan keyakinan membentuk pemahaman tentang identitas. Dengan meleburkan tradisi vanitas yang merefleksikan kerapuhan hidup dengan filosofi Jawa, karya ini mengundang masyarakat untuk memaknai bagaimana konsep kekuasaan dan kesetaraan terus didefinisikan ulang dalam kesadaran budaya kita.
“Menjadi dialog berkelanjutan melampaui perbedaan budaya dan konteks filosofi,” tukasnya.
Adapun panel juri UOB POY (Indonesia) ke-15 terdiri dari Ketua Dewan Juri, Kurator Independen, dan Dosen ITB Agung Hujatnika; Kurator dan Direktur Biennale Jogja Foundation Alia Swastika; serta Direktur Museum MACAN Jakarta Venus Lau.
Sedangkan pada kategori Perupa Pendatang Baru, Muhammad Shodik, perupa 24 tahun asal Probolinggo, Jawa Timur, memenangkan 15th UOB Most Promising Artist of the Year (Indonesia) dengan karyanya yang berjudul ‘i am here‘.
|Baca juga: Dorong Kemudahan Akses Peserta, Taspen Perluas Kanal Pengaduan Resmi
|Baca juga: Prospek Industri Asuransi Umum Indonesia Tetap Stabil, Apa Penopangnya?
Lukisan ini terinspirasi dari ikatan rentan antara sang perupa dan ayahnya yang tidak terdokumentasi, menggunakan foto, pesan, dan arsip-arsip untuk mengingat kembali ingatan, ketidakhadiran, dan koneksi transnasional.
Tulisan berulang ‘i am here‘ dan gambaran halus membangkitkan ruang liminal antara kepergian dan kepulangan yang tidak menentu, menonjolkan kehadiran, kerentanan, dan hasrat manusia untuk menjembatani jarak antar batas.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News