Runtuhnya Bangunan Pondok Pesantren Al Khoziny Sidoarjo dan Kaitannya dengan Asuransi CAR

Oleh: Fajar Nindyo

Bangunan musala Pondok Pesantren Al Khoziny Sidoarjo Jawa Timur roboh pada Senin, 29 September 2025. Selain menyebabkan kerusakan fisik bangunan, kejadian ini juga menelan korban jiwa manusia yaitu meninggalnya 67 orang yang mayoritas berstatus sebagai santri di pondok pesantren tersebut.

Menurut pengasuh pondok pesantren (Ponpes), Abdul Salam Mujib, bangunan yang ambruk itu masih dalam tahap renovasi yang telah berlangsung selama hampir sembilan bulan. Bangunan ini direncanakan memiliki tiga lantai dengan atap berupa cor semen, bukan genteng. Namun pada hari itu, saat atap lantai tiga selesai dicor dari pagi sampai siang dan bangunan di bawahnya digunakan salat Asar berjamaah sekitar pukul 15.00 WIB, tiba-tiba ambruk atau runtuh dari lantai paling atas hingga lantai dasar.

Menurut Deputi Operasi dan Kesiapsiagaan Basarnas, Edy Prakoso, penyebab ambruknya bangunan ponpes di Sidoarjo itu diduga karena fondasi bangunan yang tidak kuat. Sedangkan menurut pakar teknik sipil Universitas Muhammadiyah Surabaya, Yudha Lesmana, proses pengecoran akan menimbulkan masalah jika tidak sesuai perencanaan. Ada kemungkinan usia pengecoran bangunan tersebut belum matang.

“Kalau ini gedung baru yang dibangun bertahap, ada kekhawatiran umur pengecoran belum cukup. Ibaratnya, beton masih lemah karena belum matang sudah ditambah beban baru. Minimal 14 hari, idealnya 28 hari untuk mencapai kekuatan yang memadai,” katanya.

Seorang pakar teknik sipil struktur Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Mudji Irmawan, turut menanggapi musibah ambruknya bangunan Ponpes Al Khoziny. Menurutnya, bangunan tersebut tak terencana. “Kalau kita lihat sejarah pembangunan ruang kelas pondok pesantren itu, awalnya merupakan bangunan yang direncanakan hanya satu lantai,” kata Mudji.

Polis Asuransi Pekerjaan Konstruksi

Polis CAR (Contractors All Risks), sebagian orang menyebutnya Construction All Risks, adalah jenis polis asuransi berbasis ‘all risks’ yang akan memberikan ganti rugi kepada tertanggung terhadap segala jenis kerugian (loss) dan atau kerusakan (damage) yang disebabkan oleh segala jenis perils yang tidak disebutkan sebagai pengecualian, selama kejadiannya memenuhi unsur ‘unforeseen’ dan ‘sudden’. Pernyataan ini dapat dicocokkan dengan paragraf pertama Section I Wording Polis CAR Munich-Re yang menyebutkan rangkaian kalimatnya sebagai, “The Insurershereby agree with the Insured that if at any time during the period of cover, the items or any partthereof entered in the Schedule shall suffer any unforeseen and sudden physical loss or damage from any cause other than those specifically excluded… the Insurers will indemnify the Insured inrespect of such loss or damage as hereinafter provided by payment in cash, replacement or repair…”.

Merujuk pada Wording CAR Dual Bahasa terjemahan AAUI, ’unforeseen’ diartikan sebagai ‘tidak terduga’, sedangkan ‘sudden’ diartikan sebagai ‘tiba-tiba’.

Defective Material and/or Workmanship (Material dan/atau Pengerjaan yang Cacat)

Dalam Special Exclusions to Section I Wording CAR Munich-Re disebutkan, “The Insurers shallnot, however, be liable for the cost of replacement, repair or rectification of defective material and/or workmanship, but this exclusion shall be limited to the items immediately affected and shallnot be deemed to exclude loss of or damage to correctly executed items resulting from an accident due to such defective material and/or workmanship”

(Penanggung tidak akan, bagaimanapun, bertanggung jawab untuk biaya penggantian, perbaikan atau pembetulan atas material dan/atau pengerjaan yang cacat, tetapi pengecualian ini terbatas pada barang yang langsung terkena dampaknya dan tidak dapat dianggap mengecualikan kerugian pada atau kerusakan atas barang yang telah dikerjakan dengan benar yang diakibatkan oleh suatu kecelakaan karena cacat material dan/atau pengerjaan tersebut).

Pada kasus defective material atau workmanship, pengecualiannya hanya dibatasi pada bagian atau barang/item yang seketika itu terkena dampak langsung (immediately affected) atas penggunaan material yang cacat atau cara kerja yang kurang baik, sedangkan atas kerusakan atas bagian yang sudah dikerjakan dengan benar apabila ikut mengalami kerusakan sebagai akibat dari kecelakaan yang bersumber pada defective material atau workmanship tadi akan tetap dijamin.

Sehingga apabila dalam pekerjaan konstruksi bangunan pondok pesantren telah dilindungi polis asuransi CAR maka jika penyebab runtuhnya bangunan semata-mata disebabkan karena material yang cacat atau pengerjaan yang tidak sempurna (tanpa adanya unsur kesengajaan/wilful act/wilful negligence), atas bagian pekerjaan yang sudah selesai tetap dapat dilakukan penggantian.

Bagaimana Jika Terjadi Faulty Design (Kesalahan Desain)?

Polis asuransi CAR akan memberikan respons yang berbeda apabila kejadian runtuhnya bangunan tersebut ternyata disebabkan oleh adanya kesalahan desain. Dalam Special Exclusions to Section I Wording CAR Munich-Re disebutkan, “The Insurers shall not, however, be liable for loss or damage due to faulty design (Penanggung tidak akan, bagaimanapun, bertanggung jawab untuk kerugian atau kerusakan karena salah desain)”.

Contoh, setelah dilakukan investigasi ditemukan adanya struktur kolom beton bertulang (reinforced-concrete column) yang perhitungan desain tulangan bajanya (yang dirancang oleh konsultan perencana struktur) tidak memenuhi syarat untuk menahan beban-beban yang ada, maka kerugian atau kerusakan yang terjadi tidak dijamin dalam polis CAR Munich-Re.

Hal ini dikarenakan bahwa pihak yang bertanggung jawab atas faulty design itu adalah tim konsultan perencana yang telah merancang desain bangunan. Mereka adalah pihak yang dianggap paling mengetahui terhadap setiap detail rancangan bangunan yang dibuatnya. Pihak kontraktor dalam hal ini hanya bertindak sebagai pelaksana yang bertugas ‘mengeksekusi’ gagasan konsultan tersebut ke dalam bentuk bangunan nyata di lapangan.

Ruang gerak kontraktor dalam hal ini dibatasi pada pekerjaan yang sesuai dengan ‘scope of work’ sebagaimana tercantum dalam dokumen kontrak pekerjaan konstruksi. Meskipun jarang diaplikasikan, guna ‘memperlonggar’ pengecualian kerugian akibat faulty design (bersama-sama dengan faulty material and/or workmanship) maka dapat dilekatkan Endorsement 115 Designer’s Risk yang lazimnya membutuhkan tambahan premi.

Bunyi redaksional klausulnya adalah sebagai berikut: “It is agreed and understood that otherwise subject to the terms, exclusions, provisions and conditions contained in the Policy or endorsed thereon and subject to the Insured having paid the agreed extra premium, exclusion c under Special Exclusions to Section I of the Policy shall be deleted and exclusion d replaced by the following wording; “d. The cost of replacement, repair or rectification of loss of or damage to items due to defective material and/or workmanship and/or faulty design, but this exclusion shall be limited to the items immediately affected and shall not be deemed to exclude loss of or damage to correctly executed items resulting from an accident due to such defective material and/or workmanship and/or faulty design”.

*Penulis adalah Wakil Manager Takaful Institute, PT Asuransi Takaful Umum