Media Asuransi, JAKARTA – Istilah biduran, tentu tidak asing bagi kita. Rasanya hampir semua orang pernah mengalami biduran. Yakni istilah untuk menyebut iritasi kulit yang ditandai dengan ruam kemerahan disertai gatal. Biduaran dapat terjadi pada orang dewasa maupun anak-anak, dengan penyebab yang berbeda-beda.
Meskipun pada umumnya biduran dapat hilang dengan sendirinya, namun kondisi ini menyebabkan ketidaknyamanan bagi sebagian besar orang. Maka dari itu, tak sedikit orang langsung mengambil langkah cepat dengan minum obat atau pergi ke dokter.
Mengenal Biduran
Dikutip dari laman Prudential Indonesia, biduran adalah reaksi kulit yang ditandai dengan munculnya ruam kemerahan atau bentol yang umumnya disertai gatal dan bisa menyebar ke beberapa area tubuh. Berdasarkan riset BMC Public Health (2025), 20 persen orang di dunia pernah mengalami biduran atau urtikaria, terutama anak-anak di bawah lima tahun dan wanita.
Umumnya biduran dapat sembuh dengan sendirinya dalam hitungan jam atau hari. Namun di beberapa kasus, biduran juga dapat berlangsung lebih lama dan kambuh berulang kali yang disebut dengan urtikaria kronis.
|Baca juga: Kenali Overthinking, Dampak dan Cara Mengatasinya
Pada kasus biduran yang cukup parah, kondisi ini dapat berkembang menjadi angioedema, yaitu pembengkakan pada lapisan kulit yang lebih dalam, terutama di area wajah seperti kelopak mata, bibir, atau bahkan tenggorokan.
Sebenarnya, biduran merupakan respons tubuh terhadap suatu pemicu, ketika tubuh mendeteksi adanya ancaman penyebab alergi. Berikut beberapa kondisi umum yang menyebabkan terjadinya biduran pada seseorang.
- Alergi Makanan
Biduran dapat disebabkan oleh reaksi alergi terhadap suatu jenis makanan. Beberapa jenis makanan seperti susu, kacang-kacangan, telur, dan makanan laut dapat memicu tubuh melepaskan histamin, yakni senyawa kimia alami dalam tubuh, yang menjadi pemicu utama terjadinya biduran. (Sumber: Medical Journal Advances in dermatology and venereology (2025))
- Reaksi Obat-Obatan
Beberapa jenis obat dapat menyebabkan biduran sebagai reaksi alergi atau efek samping. Obat-obatan tersebut memicu tubuh melepaskan histamin, yang menyebabkan kulit menjadi gatal dan muncul bentol-bentol seperti biduran.
Contoh obat-obatan yang dapat menyebabkan biduran, antara lain antibiotic, ibuprofen, dan aspirin.
|Baca juga: 2 Tips Sederhana untuk Mengatasi Quarter Life Crisis
- Infeksi Virus
Saat tubuh melawan virus, sistem kekebalan dapat bereaksi berlebihan yang memicu pelepasan histamin, sehingga muncul bentol-bentol gatal di kulit. Beberapa infeksi virus yang sering dikaitkan dengan penyebab terjadinya biduran, antara lain infeksi saluran pernapasan, cacar air, dan hepatit.
- Gigitan Serangga
Gigitan serangga seperti nyamuk dan tungau, juga kerap menjadi salah satu penyebab munculnya biduran pada seseorang. Gigitan serangga ini bisa menyebabkan reaksi alergi di kulit, yang memicu pelepasan histamin.
Akibatnya, area kulit yang tergigit menimbulkan ruam merah, bengkak, gatal, dan muncul bentol-bentol seperti biduran.
|Baca juga: Ingin Tetap Glowing? Simak Tips Miliki Kulit Sehat di Segala Cuaca Berikut Ini
- Stres
Stres dapat memicu berbagai macam penyakit pada tubuh, termasuk biduran. Ketika Anda mulai merasa stres, sistem kekebalan tubuh dapat melemah sehingga lebih rentan dengan berbagai macam alergi, termasuk biduran.
- Faktor Eksternal
Biduran juga dapat disebabkan oleh faktor eksternal di luar tubuh, misalnya perubahan suhu ekstrem, paparan sinar matahari berlebihan, gesekan pada kulit, dan lain-lain.
Ciri-Ciri Biduran
Biduran dapat terjadi secara tiba-tiba, atau muncul secara perlahan dengan menunjukkan gejala-gejala tertentu, tergantung tingkat keparahannya. Berikut ciri-ciri biduran yang bisa diamati.
– Rasa gatal yang muncul secara intens
– Timbul ruam atau bentol-bentol kemerahan
– Kulit terasa perih
– Ruam atau bentol bisa melebar ke area permukaan lain
– Bentol bisa hilang-timbul dalam jarak dekat
Pada kondisi yang lebih parah, biduran bisa disertai dengan beberapa gejala, seperti:
– Pembengkakan pada area wajah, termasuk bibir
– Kesulitan bernapas
– Lemas
– Detak jantung meningkat
Cara Menghilangkan Biduran
Meskipun kondisi ini umumnya dapat hilang dengan sendirinya, reaksi alergi yang muncul ini tentu menyebkan rasa tidak nyaman pada penderitanya. Berikut beberapa obat biduran yang bisa dicoba.
|Baca juga: Inilah 12 Penyebab Gula Darah Tinggi dan Cara Mengatasinya
- Obat Antihitasmin
Biduran dapat terjadi akibat pelepasan histamin dari dalam tubuh. Maka dari itu, biasanya pengobatan biduran menggunakan obat antihistamin, untuk mengendalikan reaksi tubuh dan meredakan gejala yang muncul. (Sumber: Cochrane Library (2014)
Antihistamin bekerja dengan menghambat efek histamin yang dilepaskan oleh sel-sel imun, sehingga membantu meredakan peradangan dan rasa tidak nyaman di kulit.
- Lotion Anti Gatal
Selain obat antihistamin, lotion anti-gatal juga sering digunakan sebagai pengobatan biduran, khususnya untuk membantu meredakan rasa gatal di kulit. Meskipun lotion tidak mengobati biduran secara keseluruhan, namun dapat meredakan gejala biduran yang mengganggu.
- Fototerapi
Terapi cahaya atau fototerapi juga dipercaya efektif untuk mengatasi biduran. Dalam terapi ini, kulit penderita dipaparkan pada sinar ultraviolet (UV), khususnya UVB atau UVA, dalam dosis yang terkontrol.
Terapi ini bertujuan untuk mengurangi peradangan dan menekan aktivitas sel-sel imun yang memicu pelepasan histamin.
Cara Mencegah Biduran
Pencegahan biduran dapat dilakukan dengan menghindari pemicunya yang bisa menyebabkan alergi. Berikut beberapa tips cara mencegah biduran yang bisa diikuti.
– Hindari pemicu biduran, seperti makanan, suhu, atau obat-obatan tertentu
– Atur pola makan yang baik dengan gizi seimbang
– Kontrol stres
– Rutin mencuci tangan di air mengalir
– Gunakan pakaian yang nyaman
– Olahraga secara rutin
Apakah Biduran Berbahaya?
Pada umumnya biduran tidak berbahaya, karena dapat hilang dalam beberapa waktu. Namun, biduran bisa menimbulkan rasa tidak nyaman pada penderitanya. Di beberapa kondisi, biduran juga bisa berlangsung dalam waktu yang lama.
Dilansir jurnal Allergy, Asthma & Clinical Immunology (2018), biduran dapat dikategorikan akut bila berlangsung kurang dari enam minggu, dan dikategorikan kronis apabila berlangsung lebih dari enam minggu.
Jika biduran tidak kunjung sembuh dalam waktu lama dan menunjukkan gejala yang lebih parah, segera lakukan konsultasi dengan dokter. Meski tidak termasuk penyakit berat, namun biduran dapat mengganggu aktivitas jika tidak ditangani dengan baik.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News