Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) mencatatkan pendapatan premi industri asuransi umum pada kuartal III/2020 sebesar Rp53,87 triliun, atau mengalami penurunan sebesar 7 persen secara year on year (yoy) dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp57,9 triliun. Hal ini disampaikan Wakil Ketua AAUI Untuk Bidang Statistik, Riset & Analisa, Trinita Situmeang, dalam jumpa pers secara virtual, pada awal Desember 2020.
Menurut Trinita, dari 14 lini usaha asuransi umum, 8 di antaranya membukukan pertumbuhan negatif pada periode Januari hingga September 2020. Penurunan terbesar dibukukan pada lini usaha asuransi aneka (misscellanous) yaitu sebesar -20,6 persen, diikuti oleh asuransi kendaraan bermotor (motor vehicle) yang turun sebesar -20,9 persen, dan asuransi penjaminan (suretyship) sebesar -16,4 persen.
Trinita melanjutkan, perolehan premi terbesar berasal dari lini bisnis utama industri asuransi umum, yakni dari asuransi properti sebesar Rp14,26 triliun dan asuransi kendaraan bermotor sebesar Rp11 triliun. Akan tetapi, kedua lini tersebut juga mengalami penurunan premi hingga mencapai Rp3,72 triliun jika dibandingkan periode Januari hingga September 2019. “Tekanan ekonomi karena pandemi Covid-19 masih memberikan dampak bagi industri asuransi umum. Alhasil, banyak lini asuransi yang kinerjanya terkontraksi secara tahunan,” katanya.
Penurunan kinerja asuransi kendaraan bermotor, ungkap Trinita, sejalan dengan data penjualan kendaraan bermotor roda 4 yang juga menurun di kuartal III/2020. Produksi mobil pada kuartal III/2020 mencapai 113.563 unit, atau naik sebesar 172,78 persen q-to-q (quarter to quarter) dan turun sebesar 68,47 persen yoy. Sementara itu, penjualan mobil secara wholesale (penjualan sampai tingkat dealer) pada kuartal III/2020 mencapai 111.114 unit, atau naik sebesar 362,17 persen q-to-q dan turun sebesar 59,30 persen yoy. Untuk penjualan sepeda motor secara wholesale pada kuartal III/2020 mencapai 911.865 unit, atau naik sebesar 190,75 persen q-to-q dan turun sebesar 46,14 persen yoy.
Untuk asuransi kredit, menurut Trinita, mencatat penurunan pertumbuhan sebesar -3,6 persen pada kuartal III/2020 bila dibandingkan dengan periode sebelumnya. Kinerja asuransi kredit diwarnai oleh survei perbankan Bank Indonesia yang mengindikasikan pertumbuhan kuartalan (q-to-q), kredit baru pada kuartal III/2020 meningkat dibandingkan periode sebelumnya. Hal ini tercermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) permintaan kredit baru sebesar 50,6 persen, lebih baik dibandingkan kuartal sebelumnya yaitu -33,9 persen, tetapi masih lebih rendah dibandingkan kuartal III/2019 sebesar 68,3 persen.
“Peningkatan pertumbuhan kredit baru terjadi pada seluruh jenis kredit, dengan peningkatan terbesar pada jenis kredit modal kerja yang terindikasi dari SBT yang lebih baik dari -19,5 persen pada kuartal sebelumnya menjadi 68,1 persen. Sementara itu, pertumbuhan kredit investasi dan kredit konsumsi juga terindikasi mengalami perbaikan, tercermin pada SBT yang membaik masing-masing dari -75,1 persen dan -68,6 persen menjadi 28,6 persen dan 42,7 persen. Membaiknya penyaluran kredit konsumsi terutama terjadi untuk jenis KPR/KPA dan kredit tanpa agunan,” ungkap Trinita.
Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, Direktur Eksekutif AAUI Dody AS Dalimunthe mengatakan bahwa imbas dari pandemi Covid-19 telah mempengaruhi kemampuan masyarakat dalam mencicil kredit, yang memberikan dampak pada lini bisnis asuransi kredit. Klaim asuransi kredit, menjadi yang terbesar dibandingkan dengan lini-lini bisnis lainnya, akan tetapi preminya mengalami penurunan.
Kondisi itu membuat perusahaan-perusahaan penerbit asuransi kredit mengalami tekanan yang berat. ”Sudah ada beberapa pelaku bisnis asuransi kredit yang dalam kondisi menyerah dan mulai menurunkan produk asuransi kreditnya,” ujar Dody. B. Firman
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News