1
1

Pefindo Naikkan Outlook Chandra Asri (TPIA) Jadi Stabil

Media Asuransi – PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo)  telah menegaskan peringkat “idAA-” kepada PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA), Obligasi I/2016, Obligasi Berkelanjutan I tahun 2017, Obligasi Berkelanjutan II tahun 2018, dan Obligasi Berkelanjutan III tahun 2020. 

Outlook peringkat telah direvisi menjadi “stabil” dari “negatif”, untuk mencerminkan pandangan Pefindo tentang kondisi industri petrokimia yang lebih baik dari perkiraan seiring dengan mulai pulihnya kondisi perekonomian setelah sebelumnya menghadapi tantangan perang dagang global dan kekhawatiran terhadap dampak pandemi Covid-19 di awal tahun 2020. Hal ini menyebabkan margin yang lebih lebar antara harga bahan baku dan produk petrokimia terlihat dari marjin EBITDA TPIA yang cenderung meningkat selama empat kuartal terakhir. 

Berdasarkan keterangan resmi yang dikutip Media Asuransi, Senin (7/6/2021), Pefindo menjelaskan bahwa TPIA mengalami margin EBITDA negatif pada kuartal pertama 2020, tetapi margin tersebut telah kembali dan relatif lebih kuat dibandingkan dengan level sebelum pandemi menjadi 24,7% pada kuartal pertama 2021. 

|Baca juga: Peringkat BRI Insurance Ditetapkan idAA dengan Outlook Stabil

Obligor dengan peringkat idAA memiliki sedikit perbedaan dengan peringkat tertinggi yang diberikan, dan memiliki kemampuan yang sangat kuat untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjangnya dibandingkan terhadap obligor Indonesia lainnya. Tanda Kurang (-) menunjukkan bahwa peringkat yang diberikan relatif lemah dan di bawah rata-rata kategori yang bersangkutan. 

Peringkat perusahaan mencerminkan pandangan kami mengenai posisi terdepan TPIA dalam industri petrokimia dalam negeri yang didukung oleh sinergi dengan mitra strategis, operasi yang terintegrasi secara vertikal dengan fasilitas pendukung yang memadai, serta likuiditas dan fleksibilitas keuangan yang kuat. Namun, sensitivitas terhadap siklus industri, dan risiko terkait dengan ekspansi fasilitas petrokimia membatasi peringkat Perusahaan, menurut pandangan Pefindo. 

Peringkat dapat dinaikkan jika Pefindo berpandangan bahwa profil usaha Perusahaan semakin kuat secara signifikan dan menyediakan diversifikasi produk dan pasar yang lebih baik, yang dapat mengurangi volatilitas marjin, dengan tetap mempertahankan struktur permodalan yang konservatif. 

|Baca juga: Pindad Diganjar Peringkat idBBB+ dengan Outlook Stabil

Peringkat dapat diturunkan jika kami melihat ada penurunan secara terus-menerus dalam profil keuangan Perusahaan karena marjin laba yang lebih lemah dari perkiraan sebagai akibat dari kenaikan harga bahan baku dan/atau penurunan harga produk. Hal ini dapat diakibatkan dari permintaan untuk produk kimia yang lebih lemah dari yang diantisipasi, terutama di pasar domestik, yang merupakan fokus Perusahaan, dan/atau karena percepatan ekspansi kapasitas dari para pelaku industri, dan/atau karena tingkat harga minyak yang lebih tinggi dari yang telah diproyeksikan. 

Peringkat juga bisa berada di bawah tekanan jika Perusahaan melakukan ekspansi yang didanai dengan utang lebih tinggi dari yang diproyeksikan, sehingga profil keuangan menjadi moderat. “Peringkat kami belum memperhitungkan rencana tambahan belanja modal yang didanai melalui utang untuk pembangunan konstruksi naphtha cracker kedua Perusahaan karena masih belum terdapat keputusan investasi final.” 

|Baca juga:   Menkeu Ancam Hapus Akses Obligor BLBI ke Lembaga Keuangan

TPIA merupakan produsen petrokimia yang beroperasi secara terintegrasi, menyediakan olefina, poliolefina, monomer stirena, dan butadiena, methyl-tertiary-butyl-ether (MTBE), dan butena-1. Perusahaan memiliki satu-satunya naphtha cracker dan fasilitas produksi monomer stirena dan butadiena di dalam negeri. 

Naphtha cracker milik Perusahaan memiliki kapasitas produksi 2,138 kilo ton per tahun (KTA), fasilitas produksi polietilena dengan kapasitas 736 KTA, fasilitas produksi monomer stirena dengan kapasitas 340 KTA, fasilitas produksi polipropilena dengan kapasitas 590 KTA, fasilitas produksi butadiena dengan kapasitas 137 KTA, fasilitas produksi MTBE dengan kapasitas 128 KTA, dan fasilitas produksi butene-1 dengan kapasitas 43 KTA. Pada tanggal 31 Maret 2021, saham Perusahaan dimiliki oleh PT Barito Pacific Tbk (41,9%), SCG Chemicals Co. Ltd. (30,6%), Prajogo Pangestu (15,1%), Marigold Resources Pte. Ltd. (4,8%), dan publik (7,8%). Aca

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Kapitalisasi Pasar IHSG Kembali ke Level Rp7.000 Triliun
Next Post Pefindo Tegaskan Peringkat Perikanan Nusantara idCCC

Member Login

or