Media Asuransi, JAKARTA – Fitch Ratings Indonesia telah mengafirmasi peringkat National Insurer Financial Strength (IFS) PT Reasuransi MAIPARK Indonesia di ‘A(idn)’dengan Outlook Stabil.
Dikutip dari keterangan resmi Fitch, Senin 8 Agustus 2022, peringkat mencerminkan profil perusahaan MAIPARK yang ‘Less Favourable’ dan kapitalisasi yang baik. Peringkat juga mencerminkan profitabilitas yang stabil, portofolio investasi yang konservatif dan mitigasi risiko melalui pengaturan retrosesi.
Peringkat IFS Nasional ‘A’ menunjukkan kapasitas yang kuat untuk memenuhi kewajiban pemegang polis relatif terhadap semua kewajiban atau penerbit lain di negara atau serikat moneter yang sama, di semua industri dan jenis kewajiban.
Fitch memeringkat profil perusahaan MAIPARK sebagai ‘Less Favourable’ berdasarkan profil bisnis yang ‘Less Favourable’ dan tata kelola perusahaan yang ‘Moderate/Favourable’ dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan reasuransi domestik lainnya. Perusahaan memiliki waralaba bisnis yang terbatas, selera risiko yang setara dengan sektor dan diversifikasi yang terbatas.
|Baca juga: Fitch Tegaskan Peringkat IFS Reasuransi Maipark A Stabil
Bisnis perusahaan terkonsentrasi pada reasuransi risiko gempa bumi dan risiko khusus, diterjemahkan menjadi aset dan ukuran premi yang kecil dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan reasuransi lokal lainnya dan yang berada di wilayah Asia-Pasifik. Pengaturan sesi wajib di Indonesia berkontribusi 96% terhadap total premi bruto pada tahun 2021, dengan sisa 4% dari sesi non-wajib seperti fakultatif, asuransi barang milik negara, hipotek dan bisnis pertanian.
Kapitalisasi MAIPARK, diukur dengan kapital berbasis risiko, berada di atas persyaratan minimum 120% sebesar 1,032% di akhir 2021 (2020: 1,092%). Namun, basis kapital dalam angka absolut dinilai kecil dibandingkan dengan beberapa reasuransi domestik dan internasional di Asia Tenggara, membuat perusahaan rentan terhadap guncangan eksternal dan risiko operasional yang remote, yang membebani penilaian peringkat Fitch terhadap reasuransi kecil seperti MAIPARK.
Laba perusahaan turun sebesar 42% ke Rp45 miliar pada tahun 2021, dari Rp78 miliar pada tahun 2020, karena klaim dari gempa bumi di Majene, provinsi Sulawesi Barat, pada bulan Januari 2021, beban komisi yang lebih tinggi dan pendapatan investasi yang lebih rendah karena tingkat bunga yang rendah dari deposito berjangka, investasi utama perusahaan.
Perusahaan telah menawarkan komisi yang lebih tinggi untuk perusahaan ceding sejak pandemi dimulai untuk mendapatkan bisnis, khususnya setelah perbaikan ekonomi negara.
|Baca juga: MAIPARK Terima Kunjungan Delegasi Mayor of London
Langkah tersebut mendorong premi bruto sebesar 7% pada tahun 2021, membalikkan penurunan 22% pada tahun 2020, meskipun terdapat penurunan pada tingkat pengembalian ekuitas ke 8% dari 14%. Rasio gabungan perusahaan juga tetap berada di bawah 100% selama tiga tahun terakhir dan rata-rata tingkat pengembalian ekuitas (ROE) tetap tinggi di 12%.
Sekitar 69% aset-aset yang diinvestasikan ditempatkan dalam kas, deposito berjangka dan surat berharga pendapatan tetap pada akhir 2021. Perusahaan telah meningkatkan porsi reksa dana untuk membuat variasi portofolio investasi dan meningkatkan hasil investasi. Eksposur terhadap aset-aset berisiko, termasuk saham yang tidak terafiliasi dan obligasi yang tidak berperingkat investment-grade, terjaga di level yang terkendali terhadap ekuitas perusahaan.
Perusahaan memiliki sebuah alat pemodelan bencana internal, MAIPARK Catastrophe Modelling, dan sebuah sistem manajemen risiko korporasi untuk memonitor risiko perusahaan secara lebih dekat. Limit proteksi perusahaan cukup untuk menutupi kerugian dari periode pengembalian di atas persyaratan minimum. Namun, Fitch percaya bahwa perusahaan akan menghadapi tantangan berkelanjutan untuk menjaga dampak bencana alam karena konsentrasi terhadap risiko gempa bumi.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News