– PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) atau lebih dikenal dengan Indonesia Re, bekerjasama dengan perusahaan reasuransi SCOR mengadakan seminar sehari bagi para underwriter asuransi jiwa dengan tajuk ‘The Future of Life Underwriting’ di Jakarta, Rabu, (18/7). Kegiatan ini diadakan oleh Indonesia Re dalam rangka untuk mempercepat penetrasi teknologi pada sektor underwriting asuransi jiwa.
– Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non-Bank OJK Riswinandi,Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam sambutannya mengatakan pemanfaatan teknologi digital pada sektor underwriting asuransi jiwa berupa automated underwriting dapat mendorong peningkatan inklusi keuangan di Indonesia. Automated underwriting merupakan proses underwriting yang terintegrasi dengan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) untuk membantu proses pengkajian risiko dan akseptansi oleh underwriter. “Sesuai instruksi Presiden Joko Widodo, penyederhanaan sistem menjadi salah satu kunci dalam mendukung inklusi keuangan,” kata Riswinandi.
Ditambahkan, perkembangan teknologi digital akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas kegiatan di lapangan, yang tentunya akan memberikan dampak positif bagi peningkatan inklusi keuangan di masyarakat. “Dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi, berbanding lurus dengan risiko yang muncul. Risiko-risiko seperti fraud, tindak pencucian uang, kebocoran data nasabah jadi tantangan terbesarnya,” ujarnya.
– Sementara itu, Life Reinsurance Underwriting & Customer Experience Management Division Head Indonesia Re Radix Yunanto seminar ini menghadirkan berbagai wawasan dan proyeksi dari kedua instansi untuk membantu industri asuransi jiwa nasional dalam menghadapi tantangan perkembangan teknologi di masa depan. Sebagai perusahaan reasuransi nasional, pihaknya berkomitmen untuk berkontribusi dalam mendorong industri asuransi jiwa nasional untuk mulai memanfaatkan teknologi dalam seluruh siklus kerja underwriting. “Saat ini kami sedang mengembangkan sistem transaksi B2B yang akan menjadi virtual office antara Indonesia Re dan ceding company. Jadi, semua proses underwriting sudah terdigitalisasi,” ujarnya.
– Lebih lanjut, Radix menambahkan, pihaknya juga aktif mendorong agar peran dan kemampuan underwriter juga turut berkembang, khususnya dalam hal pemanfaatan big data sebagai sumber informasi yang menopang proses pengkajian risiko. “Hal ini akan membantu mendukung perkembangan bisnis perusahaan ke depannya. Underwriter harus mengembangkan kemampuannya tapi juga dapat membuka peluang bisnis baru dan sadar teknologi agar dapat melakukan pengelolaan dan pengolahan data calon nasabah melalui pemanfaatan big data. Ke depannya, bersama tim sales, underwriter harus mampu membuka pasar baru. Caranya adalah dia harus memiliki insight terhadap pasar tersebut dan kemampuan teknologi yang mumpuni,” lanjutnya.
– Sementara itu, Chief Underwriter Scor Neoh Wee Keong mengatakan, kemampuan analisis big data akan menjadi faktor kunci bagi sebuah perusahaan asuransi jiwa dalam mengembangkan bisnisnya di tengah kuatnya arus teknologi disruptif. “Perubahan tidak bisa dihindari,” tegasnya. Wahyu Widiastuti
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News