Analis Sinarmas Future, Ariston Tjendra, mengatakan bahwa nilai tukar rupiah terhadap USD kemungkinan masih berkonsolidasi, masih berpeluang melemah menjelang hasil rapat The Fed yang akan diumumkan tanggal 2 dini hari pekan ini.
|Baca juga: Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah
“Meskipun ekspektasi pasar menunjukkan bahwa the Fed kemungkinan besar hanya akan menaikan suku bunga acuannya sebesar 25 bp pada pertemuan pekan ini tapi pelaku pasar kelihatannya berhati-hati kalau kalau ada kejutan dari The Fed,” katanya kepada Media Asuransi, Senin, 30 Januari 2023.
Data ekonomi AS menunjukkan bahwa inflasi AS masih tinggi, jelas dia, masih jauh dari target 2%, sementara ekonominya masih tumbuh positif. Hal ini membuka ruang bagi The Fed untuk melakukan pengetatan lanjutan tahun ini.
Sementara dari dalam negeri, tambah Ariston, kesehatan ekonomi Indonesia yang cukup baik dengan potensi pertumbuhan masih di 5%, bisa memberikan dukungan untuk rupiah.
“Potensi pelemahan rupiah terhadap dolar AS ke arah Rp15.000 per dolar AS, dengan potensi penguatan ke arah Rp14.950 per dolar AS,” pungkas dia.
Sementara itu pada perdagangan akhir pekan lalu, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot ditransaksikan melemah 0,25% ke level Rp14.985 per dolar AS, sedangkan di JISDOR BI rupiah ditransaksikan melemah 0,09% ke level Rp14.978 per dolar AS.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News