Media Asuransi, JAKARTA – Kinerja pendapatan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) di masa mendatang dinilai akan terdorong secara signifikan oleh strategi konvergensi seluler tetap (FMC).
Melalui Daily Write Up bertajuk Telkom Indonesia (TLKM IJ) – Expecting further collaboration from IndiHome-Telkomsel merger, analis Mirae Sekuritas Robertus Hardy mengatakan TLKM baru-baru ini mengumumkan telah menandatangani Perjanjian Spin-Off Bersyarat dengan Telkomsel (65/35% dimiliki oleh TLKM/Singtel) yang subjeknya adalah IndiHome (100% dimiliki oleh TLKM), senilai Rp58,2 triliun.
|Baca juga: Wow! Telkom (TLKM) Bakal Tebar Dividen Sampai 80 Persen dari Laba 2022
“Menyusul spin-off bisnis IndiHome ke Telkomsel, Singtel membeli beberapa saham baru Telkomsel senilai lebih dari Rp2,7 triliun. Alhasil, kepemilikan TLKM atas Telkomsel naik menjadi 69,9%.”
Dia menjelaskan RUPST dijadwalkan pada 30 Mei 2023. Selain untuk mendapatkan persetujuan pemegang saham atas aksi korporasi ini, manajemen TLKM mengusulkan 65%-80% DPR. “Jika dapat disetujui, dividend yield diperkirakan berada di antara 3,2%-3,9% dari harga saat ini.”
Robertus berpendapat bahwa strategi konvergensi seluler tetap (FMC) TLKM akan menjadi pendorong pertumbuhan pendapatan yang signifikan di masa mendatang. Oleh karena itu, dia mempertahankan perseroan dengan rekomendasi Trading Buy dengan TP yang dinaikkan menjadi Rp5.100 dari sebelumnya Rp4.600. Ini menyiratkan 6,8x/6,4x dari rasio 22A/23F EV/EBITDA. “Potensi risiko mencakup eksekusi FMC yang lebih lambat dari perkiraan dan kemungkinan persaingan yang lebih ketat di industri.”
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News