Media Asuransi, JAKARTA – Kinerja emiten kertas berpotensi tumbuh positif seiring dengan adanya revisi peraturan Green Procurement Guide yang berpotensi meningkatkan ekspor tersebut. Kinerja positif tersebut akan terefleksi pada kuartal II/2022.
Financial Expert Ajaib Sekuritas, Chisty Maryani, menjelaskan pada awal April 2023 Pemerintah Tokyo (Tokyo Metropolitan Government) Kembali merevisi peraturan Green Procurement Guide (GPG). Hal tersebut tentu akan memberikan dampak positif karena berpotensi untuk meningkatkan ekspor produk kertas dari Indonesia ke Jepang.
Jika melihat data historikal, jelas dia, dalam 5 tahun terakhir sejak 2018 hingga 2022, tren ekspor produk kertas Indonesia masih fluktuatif dan cenderung menurun. Pada 2018, ekspor kertas Indonesia ke Jepang mencapai US$255,5 juta. Namun disaat 2022, ekspor produk kertas Indonesia ke Jepang mencapai sebesar US$259,7 juta. Secara kumulatif, dalam 5 tahun terakhir nilai ekspor produk kertas dari Indonesia ke Jepang mencapai sebesar US$1,29 miliar.
Menurut dia, kinerja emiten kertas berpotensi tumbuh positif seiring dengan adanya revisi peraturan Green Procurement Guide yang berpotensi meningkatkan ekspor tersebut. Kinerja positif tersebut akan terefleksi pada kuartal II/2022. Prospek secara jangka panjang pada kinerja emiten kertas juga masih sangat positif karena permintaan kertas yang masih tinggi baik dalam negeri maupun global.
“Saat ini, emiten kertas pun juga mulai fokus untuk mengalihkan kemasan berbahan kertas menggantikan produk plastik, dimana permintaan penggunaan produk plastik cukup tinggi mengingat demand dari tren e-commerce meningkat.”
Katalis negatif emiten kertas berasal dari potensi penurunan permintaan akibat perekonomian global yang melambat dan sentimen pelaku pasar global pada pasar Amerika Serikat atas potensi gagal bayar utang. Selain itu, penurunan harga komoditas kraft Pulp pada pasar komoditas global juga turut menjadi katalis negatif. Dari katalis negatif tersebut, diharapkan emiten-emiten kertas mampu memperkuat pangsa pasar domestik agar profitabilitasnya dapat bertahan menghadapi potensi risiko dari tekanan global.
|Baca juga: Strategi dan Trik Scalping Saham untuk Maksimalkan Cuan dengan Cepat
Kinerja emiten kertas pada kuartal I/2023 tercatat tumbuh solid. Hingga akhir kuartal I/2022, secara profitabilitas INKP masih mencatat pertumbuhan kinerja yang positif, pendapatan tercatat mengalami pertumbuhan menjadi US$1,06 miliar tumbuh 6,08% yoy dibanding periode kuartal sebelumnya. Meskipun dari sisi bottom line, laba bersih tercatat turun menjadi US$133,24 juta, turun 24% dibanding periode sebelumnya. Penyebab turunnya bottom line disebabkan oleh rugi selisih kurs, ditambah beban bunga yang meningkat 4,5% menjadi sebesar US$61,85 juta.
Kinerja emiten kertas lainnya yakni TKIM pada kuartal I/2023 mencatat kenaikan penjualan Rp4,5 triliun, tumbuh 4,7% yoy, dari sisi bottom line laba bersih tercatat menurun -87% yoy, tercatat sebesar Rp136,4 miliar. Secara valuasi, INKP masih menarik karena terbilang undervalue karena PBV masih dibawah 1, berdasarkan rasio PBV INKP saat ini dikisaran 0,46x. TKIM memiliki rasio PBV dibawah 1 yakni dengan PBV 0,55x.
Rekomendasi Saham Berdasarkan Analisa Teknikal (11 Mei 2023)
1. INKP
Buy
Support : 7.250
Resistance : 7.600
Cut loss : 7.100
2. TKIM
Buy on weakness
Support : 5.875
Resistance : 6.325
Cut loss : 5.750
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News