Media Asuransi, JAKARTA – Nilai tukar rupiah pada minggu ketiga September 2023, menunjukkan angka yang cukup stabil. Mencermati kondisi perekonomian global dan domestik terkini, Bank Indonesia (BI) menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai rupiah secara periodik.
Indikator stabilitas adalah nilai tukar, sebagai berikut:
Berdasarkan kondisi perekonomian global dan domestik terkini, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai rupiah, sebagai berikut:
Perkembangan Nilai Tukar 18 – 22 September 2023
|Baca juga: BI Lakukan Inovasi Kebijakan Moneter untuk Pastikan Inflasi Terkendali dan Nilai Tukar Rupiah Tetap Stabil
Pada akhir hari Kamis, 21 September 2023
- Rupiah ditutup pada level (bid) Rp15.370 per dolar AS.
- Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun naik ke 6,78%.
- DXY menguat ke level 105,36.
- Yield UST (US Treasury) Note 10 tahun naik ke level 4,494%.
DXY atau Indeks Dolar adalah indeks yang menunjukkan pergerakan dolar terhadap 6 mata uang negara utama lainnya (EUR, JPY, GBP, CAD, SEK, CHF).
UST atau US Treasury Note merupakan surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS dengan tenor 1-10 tahun.
Pada pagi hari Jumat, 22 September 2023
- Rupiah dibuka pada level (bid) Rp15.380 per dolar AS.
- Yield SBN 10 tahun naik ke 6,79%.
Aliran Modal Asing (Minggu IV September 2023)
- Premi CDS Indonesia 5 tahun per 21 September 2023 sebesar 90,17 bps, naik dibandingkan per 15 September 2023 sebesar 78,09 bps.
- Berdasarkan data transaksi 18–21 September 2023, nonresiden di pasar keuangan domestik tercatat beli neto Rp1,67 triliun terdiri dari jual neto Rp1,03 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN), beli neto Rp1,38 triliun di pasar saham dan beli neto Rp1,32 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
- Selama tahun 2023, berdasarkan data setelmen sampai dengan 21 September 2023, nonresiden beli neto Rp75,46 triliun di pasar SBN, jual neto Rp5,05 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp1,14 triliun di SRBI.
“Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait, serta terus mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut,” kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono, dalam keterangan resmi yang dikutip Media Asuransi, Senin, 18 September 2023.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News