Media Asuransi, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) terus melakukan inovasi kebijakan moneter termasuk untuk memastikan inflasi terkendali dan nilai tukar rupiah tetap stabil. Dalam kaitan ini, kebijakan suku bunga diperkuat dengan penerbitan instrumen moneter Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) yang pro-market dalam rangka memperkuat upaya pendalaman pasar uang, mendukung upaya menarik portfolio inflows, serta untuk optimalisasi aset SBN yang dimiliki Bank Indonesia sebagai underlying.
“Pasar menyambut baik penerbitan SRBI ini, seperti tecermin pada tingginya penawaran dibandingkan dengan target (oversubcribed) dalam dua kali lelang SRBI pada September 2023,” kata Gubernur BI, Perry Warjiyo, dalam keterangan resmi yang dikutip Sabtu, 23 September 2023.
Dijelaskan bahwa pada lelang perdana tanggal 15 September 2023, terdapat penawaran sebesar Rp29,9 triliun atau 4,2 kali dari target lelang Rp7 triliun. Selanjutnya pada lelang kedua pada tanggal 20 September 2023 dengan target Rp5 triliun terdapat penawaran yang masuk 3,12 kali lipat atau sebesar Rp15,6 triliun
|Baca juga: BI Diperkirakan Pertahankan Suku Bunga 5,75% hingga Akhir Tahun 2023
Menurut Perry, nilai tukar rupiah tetap terjaga sejalan dengan kebijakan stabilisasi yang ditempuh Bank Indonesia. Peningkatan ketidakpastian pasar keuangan global menyebabkan nilai tukar rupiah sampai dengan 20 September 2023) secara point to point melemah sebesar 0,98 persen dibandingkan dengan level akhir Agustus 2023.
Secara year to date, nilai tukar rupiah menguat 1,22 persen dari level akhir Desember 2022, lebih baik dibandingkan dengan nilai tukar mata uang negara berkembang lainnya seperti Rupee India, Peso Filipina, dan Baht Thailand yang masing-masing mengalami depresiasi sebesar 0,42 persen, 1,92 persen, dan 4,03 persen. “Ke depan, Bank Indonesia memprakirakan stabilitas nilai tukar Rupiah tetap terjaga sejalan dengan persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian Indonesia, inflasi yang rendah, dan imbal hasil aset keuangan domestik yang menarik,” kata Gubernur BI.
Perry menuturkan bahwa inflasi terkendali dalam kisaran sasaran. Inflasi IHK Agustus 2023 tercatat 3,27 persen yoy sehingga tetap berada di dalam sasaran 3,0 persen plus-minus 1 persen. Inflasi inti tercatat sebesar 2,18 persen yoy, lebih rendah dibandingkan dengan inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 2,43 persen yoy, sejalan dengan permintaan yang terkelola, ekspektasi inflasi yang terjaga, serta imported inflation yang rendah.
Kelompok volatile food tetap terkendali sebesar 2,42 persen yoy sejalan dengan kesuksesan GNPIP di berbagai daerah dalam mengendalikan harga pangan. Inflasi kelompok administered prices terus menurun menjadi 8,05 persen yoy, lebih rendah dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 8,42 persen yoy.
“Bank Indonesia akan terus memperkuat bauran kebijakan moneter dan mempererat sinergi dengan Pemerintah (Pusat dan Daerah) dalam TPIP dan TPID dalam mengendalikan inflasi. Dengan perkembangan tersebut, Bank Indonesia meyakini inflasi tetap terkendali dalam kisaran 3,0 persen plus-minus 1persen pada sisa tahun 2023 dan 2,5 persen plus minus 1 persen pada 2024,” kata Perry Warjiyo.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News