1
1

PLN Resmikan 21 Unit Green Hydrogen Plant

PT PLN (Persero) meresmikan 21 unit Green Hydrogen Plant (GHP) di seluruh Indonesia. | Foto: doc

Media Asuransi, JAKARTA – PT PLN (Persero) terus membangun rantai pasok produksi green hydrogen di Indonesia dengan meresmikan 21 unit Green Hydrogen Plant (GHP) di seluruh Indonesia. Peresmian 21 unit GHP ini menjadi bukti komitmen PLN mendukung pemerintah mempercepat transisi energi guna mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada 2060.

Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTK), Yudo Dwinanda Priaadi, yang mewakili Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengatakan bahwa hydrogen memegang peran kunci dalam transisi energi dengan peran sebagai future fuel.

“Kalau kita bicara hidrogen, ini bagus sekali karena ini future fuel. Ini bahan bakar masa depan. Hidrogen merupakan bagian penting dari kita untuk mencapai transisi energi,” ujar Yudo.

Dia memuji leadership PLN sebagai motor penggerak dalam pengurangan emisi dengan terwujudnya pembangunan 21 hydrogen power plant yang dapat menghemat 3,7 kg ton Co2.

“Karena emisi ini musuh kita bersama, menghemat 3,7 kg ton CO2 per tahun jadi ini banyak sekali. Jadi ini kembali tadi menurut saya ini akselerasi, replikasi, leadership yang luar biasa dari PLN,” katanya.

|Baca juga: PLN Resmikan Green Hydrogen Power Plant Pertama di Indonesia

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, mengatakan bahwa kehadiran 21 GHP ini akan semakin menambah produksi hidrogen hijau dengan total sebesar 199 ton per tahun. Sebanyak 21 unit GHP ini diantaranya 12 unit dari PLN Indonesia Power, 8 unit PLN Nusantara Power dan 1 unit UIK Tanjung Jati B Unit Induk Pembangkitan (UIK).

GHP menjadi salah satu pilar transisi energi dan inovasi PLN, dimana pertama kali diresmikan di kawasan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Muara Karang, Jakarta pada Oktober lalu.

“Peresmian 21 GHP ini menjadi langkah nyata PLN mendukung upaya pengembangan energi bersih di Indonesia. Dengan total kemampuan produksi hidrogen tersebut, Green Hydrogen Plant PLN menjadi terbesar dan terbanyak di Indonesia bahkan di Asia Tenggara,” ujar Darmawan.

Dia menjelaskan bahwa nantinya pemanfaatan hasil produksi hidrogen hijau dari 21 unit GHP ini menjadi energi alternatif bebas emisi untuk berbagai kebutuhan. Mulai untuk mendinginkan mesin pembangkit listrik, co-firing, stasiun kendaraan listrik berbasis hidrogen, dan kebutuhan berbagai industri.

Drmawan menjabarkan bahwa 75 ton dari 199 ton hidrogen hijau ini akan dimanfaatkan untuk pendingin dan 124 ton lainnya guna kebutuhan berbagai seperti bahan bakar kendaraan listrik.

“Inilah komitmen PLN dalam mengakselerasi transisi energi di Indonesia. Tak hanya memastikan terwujudnya NZE 2060 tetapi juga menciptakan nilai tambah bagi negara dan perusahaan, khususnya mendorong pertumbuhan ekonomi,” ujarnya.

Lebih lanjut, Darmawan mengatakan bahwa pembentukan green hydrogen akan menggunakan energi baru terbarukan (EBT) dengan metode electrolyzer. Karenanya, untuk memenuhi kebutuhan power supply Hydrogen Plant untuk 21 unit GHP ini akan menggunakan EBT dari Solar PV dengan total kapasitas 4.644 kilowatt peak (kWp) atau setara dengan 6.780 megawatt hour (MWh) dan Supply Renewable Energy Certificate (REC) dari berbagai pembangkit listrik EBT sebesar 9.535 MWh.

“Sehingga tidak hanya turut meningkatkan rasio energi terbarukan di Indonesia, tetapi juga menurunkan emisi hingga 6% atau setara 282 juta kilogram CO2 ton per tahun,” ujarnya.

Editor: S. Edi Santosa

 

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Membangun Literasi Asuransi dengan Edukasi dan Aksi
Next Post Allianz Life Syariah Tawarkan Perlindungan Kelas Dunia

Member Login

or