1
1

Fitch Revisi Outlook Asuransi Eka Lloyd Jaya, Ini Detailnya

PT Asuransi Eka Lloyd Jaya bergerak di bidang perasuransian. | Foto: aaui.or.id

Media Asuransi, JAKARTA – Fitch Ratings Indonesia telah merevisi outlook PT Asuransi Eka Lloyd Jaya menjadi Negatif dari Stabil dan mengafirmasi peringkat Nasional Insurer Financial Strength (IFS) di ‘BBB+(idn)’.

“Peringkat IFS Nasional ‘BBB’ menunjukkan kapasitas yang memadai untuk memenuhi kewajiban pemegang polis relatif terhadap semua kewajiban atau penerbit lain di negara atau serikat moneter yang sama, di semua industri dan jenis kewajiban,” tulis Fitch dalam keterangan resmi yang dikutip, Senin, 12 Februari 2024.

Fitch menjelaskan Outlook Negatif mencerminkan tekanan pada metrik kapitalisasi Eka Lloyd. Rasio kapitalisasi berbasis risiko (RBC) terus turun menjadi 180% pada akhir tahun 2023, karena pertumbuhan premi dan cadangan yang lebih tinggi. Rasio RBC tahun 2022 direvisi menjadi 198% berdasarkan laporan yang telah diaudit, dari 311% pada laporan yang tidak diaudit (2021: 365%) karena penyesuaian cadangan yang signifikan.

|Baca juga: Roadmap Lloyd’s Untuk Menjamin Transisi Rendah Karbon

Fitch memperkirakan tekanan pada metrik kapitalisasi akan terus berlanjut seiring dengan pertumbuhan bisnis perusahaan asuransi yang pesat.

“Kami memperkirakan Eka Lloyd akan menghadapi tekanan lebih lanjut menyusul pengetatan persyaratan permodalan yang diumumkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada bulan Desember 2023.”

OJK akan menaikkan persyaratan ekuitas minimum untuk perusahaan asuransi umummenjadi Rp250 miliar pada akhir 2026, dari saat ini Rp100 miliar. Hal ini mengharuskan Eka Lloyd untuk menambah modal karena persyaratannya lebih dari dua kali lipat ekuitas Eka Lloyd pada akhir tahun 2023 sebesar Rp122 miliar.

Premi bruto (GWP) Eka Lloyd meningkat sebesar 46% pada tahun 2023 (2022: 88%), menandai tahun ketiga pertumbuhan dua digit, dibandingkan dengan pertumbuhan industri umum sebesar 10%. Bisnis perusahaan asuransi terutama bergerak di bidang asuransi kredit multiguna, yang menyumbang lebih dari 80% GWP pada tahun 2022. Produk ini dirancang untuk menyelesaikan pembayaran pinjaman dalam kasus nasabah meninggal dunia atau gagal bayar karena pemutusan hubungan kerja.

|Baca juga: Lloyd’s: Ekonomi Global Alami Kerugian US$3,5 Triliun dalam Hadapi Risiko Serangan Siber

Fitch memperkirakan kinerja keuangan perusahaan akan tetap fluktuatif karena pertumbuhan bisnis baru yang signifikan dan volatilitas cadangan yang terkait dengan bisnis asuransi kredit multiguna yang bersifat jangka panjang. Rasio gabungan perusahaan asuransi rata-rata sebesar 102% dalam tiga tahun hingga tahun 2023. Rasio meningkat menjadi 89% pada tahun 2023, dari 84% pada tahun 2022 (2021:134%).

Fitch memeringkat profil perusahaan Eka Lloyd sebagai ‘Less Favourable’ dibandingkan dengan perusahaan asuransi lain di Indonesia, berdasarkan profil bisnis ‘Less Favourable’ dan tata kelola perusahaan ‘Less Favorable’. Penilaian profil bisnis didorong oleh skala operasi yang ‘Less Favourable’, selera risiko yang lebih tinggi dari sektornya dan diversifikasi bisnis yang terbatas. Eka Lloyd memiliki skala operasi kecil, dengan pangsa pasar berdasarkan GWP sekitar 0,3% pada tahun 2023.

“Tata kelola perusahaan ‘Less Favorable’ tecermin dari inkonsistensi antara laporan yang diaudit dan tidak diaudit. Hal ini juga mencakup peningkatan risiko operasional sebagaimana tercermin dalam peningkatan volatilitas modal dan cadangan.”

|Baca juga: 7 Perusahaan Asuransi Masuk Pengawasan Khusus, Pengamat: Harus Tarik Pelajaran dari Kasus Gagal Usaha!

Perusahaan menyerahkan sebagian dari preminya ke beberapa reasuransi proporsional dan excess of loss untuk memitigasi risiko bencana. Perjanjian reasuransi Eka Lloyd dipimpin oleh reasuransi domestik. Fitch percaya kualitas kredit dari beberapa reasuransi domestik di panel reasuransi Eka Lloyd telah memburuk secara signifikan baru-baru ini.

Lebih dari 90% aset investasi Eka Lloyd berupa kas dan setara kas serta obligasi pada akhir tahun 2023. Perusahaan mengharapkan untuk mempertahankan portofolio konservatif ditengah volatilitas pasar saat ini.

Fitch memperkirakan volatilitas pasar saat ini hanya berdampak terbatas pada portofolio investasi perusahaan, karena eksposurnya terhadap aset berisiko tinggi, termasuk saham non-afiliasi dan obligasi non-investasi, dapat dikelola dibandingkan dengan ekuitasnya.

Editor: Achmad Aris

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Autopedia Sukses Lestari (ASLC) Suntik Modal Anak Usaha
Next Post 7 Perusahaan Asuransi Masuk Pengawasan Khusus, Pengamat: Harus Tarik Pelajaran dari Kasus Gagal Usaha!

Member Login

or