1
1

Munich Re: Kecerdasan Buatan Punya Potensi Risiko Tak Terduga di Polis Asuransi Tradisional

Ilustrasi. | Foto: munichre.com

Media Asuransi, GLOBAL – Perusahaan reasuransi global Munich Re menyoroti potensi risiko yang tidak terduga dari paparan kecerdasan buatan (AI) dalam polis asuransi tradisional terhadap portofolio perusahaan asuransi.

Ini terjadi seiring industri sedang mengevaluasi cara mentransfer kemampuan asuransi dari model pembelajaran mesin tradisional ke aplikasi kecerdasan buatan generatif (GenAI).

Dilansir dari laman Reinsurance News, Selasa, 20 Februari 2024, Munich Re menjelaskan risiko AI biasanya dikecualikan dalam polis asuransi tradisional, sehingga kerusakan yang diakibatkan oleh model AI dapat dicakup oleh polis asuransi konvensional.

Munich Re memberikan contoh seperti mesin berbasis AI yang melukai orang di sekitarnya, yang dapat dicakup oleh polis tanggung jawab umum yang sudah ada. Demikian pula, model AI yang diretas dapat dicakup oleh polis asuransi siber yang sudah ada.

|Baca juga: EXCL, GOTO, HMSP, dan PTRO Jadi Saham Layak Koleksi untuk Hari ini Selasa 20 Februari 2024

Contoh lain yang mencemaskan adalah robot pembersih berbasis AI yang dapat merusak properti, yang pada akhirnya dapat dicakup oleh polis asuransi properti yang sudah ada. Selain itu, Munich Re menyebut, keputusan ketenagakerjaan yang bias dari model AI juga dapat dicakup oleh polis tanggung jawab hukum ketenagakerjaan yang sudah ada.

Dikarenakan teknologi AI memengaruhi hampir semua aspek kehidupan, banyak polis asuransi yang memberikan cakupan sebagian, yang membuat sulit bagi perusahaan asuransi dan tertanggung untuk memiliki keyakinan penuh terhadap cakupan tersebut. Hal ini berpotensi menyebabkan over atau underinsuransi, peringatan yang disampaikan oleh Munich Re

|Baca juga: Sang Sultan KPR di Indonesia

Kekhawatiran lainnya adalah ketidakpastian mengenai sejauh mana cakupan berdampak buruk bagi perusahaan asuransi. Paparan AI dalam polis asuransi tradisional juga bisa menjadi risiko yang tidak terduga bagi portofolio perusahaan asuransi, baik karena risiko AI yang tidak memenuhi harapan maupun karena tidak dipertimbangkannya AI selama penetapan harga asuransi.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post OJK Tegaskan Lembaga Keuangan Syariah Wajib Segera Spin Off
Next Post QBE Insurance Menunjuk Rob Kosova Sebagai CEO Asia

Member Login

or